JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Berbagai macam kebijakan transformasi bisnis yang dilakukan Kementerian BUMN memberikan perubahan positif bagi pertumbuhan bisnis BUMN, baik sebagai penopang ekonomi, maupun instrumen pelayanan masyarakat.
"Hal ini terlihat dari BUMN yang mengalami perubahan signifikan dan memberi prospek bisnis lebih baik bagi perusahaan," kata pegiat bisnis dan pemerhati BUMN, Amir Faisal dalam rilis yang diterima, Jumat (10/6/2022).
Dia mencontohkkan PT Sarinah yang merenovasi gedungnya sehingga tampilannya jauh lebih menarik dan mempertegas bisnis utamanya (core bisnis) sebagai simbol pengembangan UMKM Indonesia, yakni sebagai Jendela Indonesia (Window of Indonesia).
Transformasi bisnis lainnya, Menteri Erick Thohir telah dan sedang merencanakan konsolidasi BUMN. Hingga kini BUMN yang sedang terkonsolidasi ke dalam 41 entitas perusahaan BUMN.
Konsolidasi ini memberikan kontribusi besar pada terwujudnya penerimaan fiskal negara yang lebih baik dari sebelumnya. Selain aspek fiskal, konsolidasi juga memperbesar peluang BUMN menciptakan nilai tambah yang didukung oleh volume nilai perusahaan yang semakin besar.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) merupakan hasil konsolidasi Pelindo I, II,III, dan IV yang membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan skala bisnis dan mampu bersaing dengan perusahaan internasional di bidang Pelabuhan.
Benar saja, market value Pelindo pun meningkat menjadi perusahaan terbesar ke-8 dalam bidang terminal peti kemas dan menghasilkan total through put peti kemas sebesar 17 juta Teus.
Terlepas dari itu, sebagai BUMN yang juga berperan pada pelayanan publik, kontribusi terpenting adalah memberikan dampak kepada masyarakat untuk mendapatkan standarisasi pelayanan yang terbaik serta terbukanya lapangan kerja baru dengan mengikuti perluasan bisnis.
Dampak ini langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Salah satunya pada momen mudik lebaran 2022 yang diakui oleh berbagai pihak sebagai mudik terlancar berkat perusahaan BUMN sebagai pelayan publik dapat berkoordinasi secara baik untuk menutup kendala yang mungkin terjadi di lapangan saat mudik.
Sebagai salah satu instrumen penting yang dimiliki negara, BUMN juga berperan penting dalam menopang perekonomian dan pendapatan keuangan negara.
Jika diibaratkan pendapatan negara dari pajak sebagai kantung kanan, maka pendapatan yang berasal dari BUMN dapat dianggap sebagai kantung kiri sumber fiskal negara.
Pada tahun 2021, BUMN berhasil mencetak laba sebesar Rp 126 triliun meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 13 triliun.
Kinerja keuangan BUMN yang baik ini, berdampak positif pada setoran BUMN kepada negara berupa pajak, deviden, dan pendapatan negara bukan pajak lainnya.
Alhasil, Rp 371 triliun disetorkan BUMN kepada negara sepanjang tahun 2021.
Transformasi bisnis BUMN ala Erick Thohir menjadi bukti keberhasilan bahwa strategi manajemen perusahaan negara yang terkonsolidasi dan terkoordinasi dengan baik akan memberikan dampak yang baik, tidak hanya bagi pengembangan bisnis usaha namun juga pada pemenuhan pelayanan publik yang terstandarisasi.