ADVERTISEMENT

Virus 'Misterius' Teror Warga Jakarta, PSI Desak Dinkes DKI Lakukan Pengendalian

Minggu, 5 Juni 2022 12:33 WIB

Share
Illustrasi virus RNA yang ditemukan di lautan(sumber foto: pexel)
Illustrasi virus RNA yang ditemukan di lautan(sumber foto: pexel)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi E DPRD DKI, dari Fraksi PSI Idris Ahmad mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta segera melakukan upaya pencegahan dan pengendalian virus misterius yang ditemukan di Jakarta Selatan.

"Info dari Kemenkes, virus ini masuk dalam kategori chikungunya atau Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk. Puskesmas tiap wilayah kami dorong bergerak untuk mengendalikan vektor penularnya serta mengupayakan perlindungan diri dari kontak dengan nyamuk penular," kata Idris, Minggu (5/6/2022).

Peningkatan virus DBD, kata Idris, kemungkinan terjadi karena perubahan cuaca yang menyebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi sehingga menimbulkan banyak genangan yang jadi tempat nyamuk berkembang biak.

"Info dari warga setempat kasus DBD di wilayah tersebut sudah terjadi sejak bulan April 2022 dan mengalami peningkatan hingga hari ini. Jadi, harus ada upaya sistematis penanganan kasus ini," tutur Idris.

 

Idris mengatakan bahwa peran serta masyarakat seperti pengurus RT/RW, kader PKK, Posyandu, serta Jumantik penting untuk dikoordinasikan untuk memutus maraknya penyakit ini.

"Kolaborasi masyarakat di saat seperti ini sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian. Jika semuanya berjalan baik, 'insyaallah' tren penularan ini bisa diakhiri," tutup Idris.

Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi (EP), penyakit misterius pada delapan warga Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan mengarah pada penyakit Chikungunya yang diduga berawal dari delapan warga terpapar virus yang berasal dari tikus.

"Kami melakukan kewaspadaan dini dengan pemeriksaan laboratorium dari tikus, karena ada laporan dari warga kalau di sana ada 8 orang yang kena, ternyata pas tim kami turun melakukan penyelidikan epidemiologi, kecenderungan gejalanya ke Chikungunya," kata Maxi, Jumat (3/6/2022). (CR01)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT