ADVERTISEMENT

Soal Rencana Pembatasan Pertalite, Bhima Yudhistira Minta Kepastian Data: Agar Penyaluran Tepat Sasaran

Minggu, 5 Juni 2022 06:18 WIB

Share
Ilustrasi pengisian Pertalite di SPBU. (dok.poskota)
Ilustrasi pengisian Pertalite di SPBU. (dok.poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan rencana pemerintah untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) khususnya pertalite dibutuhkan sinkronisasi data seiring penyalurannya secara tepat sasaran.

"Sebenarnya pemerintah bisa memfokuskan bahwa kalau pertalite ingin lebih tepat sasaran, itu memfokuskan justru pada sinkronisasi data. Antara datanya Kementerian ESDM dengan data terpadu Kesejahteraan Sosial Kemensos," kata Bima kepada Poskota.co.id, Sabtu (4/6/2022).

Selain itu, Bhima menambahkan pemerintah juga bisa memfilter data melalui kementerian Koperasi UMKM dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memperoleh data sehingga penyalurannya lebih mudah.

 

"Ada data UKM yang masih berhak menerima atau data dari Kementerian Koperasi UMKM atau BPS sehingga sinkronisasi data ini yang sebenarnya lebih mudah,"

Menurutnya, pendataan tersebut dinilai efektif sehingga penyaluran BBM tepat sasaran. Bima juga mengatakan, nantinya data tersebut justru akan memudahkan penyaluran BBM kepada masyarakat.

"Karena ketentuan pendataan ini prasyarat ini sangat penting bagi petugas SPBU sehingga tidak menimbulkan Gejolak ataupun gangguan ya pada saat antrian di tiap SPBU itu," tegasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah tengah menggodok aturan terkait penunjukan teknis pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Langkah pembuatan aturan pembelian Pertalite dan Solar ini agar penyalurannya dapat lebih tepat sasaran. (Nitis)
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT