ADVERTISEMENT

Nostalgia! Duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno Mencuat di Pilpres 2024, Setelah Prabowo Subianto Legowo Mundur Capres Usai Bertemu Surya Paloh

Sabtu, 4 Juni 2022 16:37 WIB

Share
Kolase foto Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. (ist/diolah dari google.com)
Kolase foto Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. (ist/diolah dari google.com)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh memunculkan banyak spekulasi.

Mengutip berita jakarta.poskota.co.id, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno tak bisa dianggap hanya silaturahmi biasa.

Adi bahkan menilai ada kesempatan untuk keduanya membangun koalisi untuk menghadapi Pilpres 2024.

Ia juga menyakini Prabowo dan Surya Paloh tengah membicarakan  soal desain komposisi calon yang akan mereka usung.

“Sangat mungkin di pertemuan itu bicara koalisi antarkedua partai dan model desain komposisi calon,” katanya.

Adi melanjutkan terdapat beberapa skema yang bisa diusung oleh Gerindra dan Nasdem.

Skema pertama adalah Prabowo Subianto sebagai calon presiden berdampingan dengan Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden.

Selain itu, dia juga melihat ada opsi Gubernur DKI Jakarta itu akan menjadi calon presiden dari Nasdem sementara Gerindra akan mengusung kadernya, Sandiaga Uno, sebagai calon wakil presiden.

Jika skema kedua dipakai, Artinya Anies - Sandi jilid kedua bakal meriahkan pilpres 2024.

Duet ini juga sudah terbukti efektif saat memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017. “Prabowo ingin maju dan Anies dilirik Nasdem. Tapi sangat mungkin juga ada opsi lain menduetkan Anies-Sandi yang juga ada titik temunya,” ujarnya.

Opsi lainnya, menurut Andi, adalah menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. 

“Dengan catatan Prabowo diminta jadi King Maker. Apalagi keluar pernyataan Prabowo bahwa capres tak harus dirinya, tapi yang lain yang berpengalaman,” tuturnya.

Menurut Adi, Nasdem telihat memiliki hasrat melawan calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan nanti. 

Namun belum tentu juga ada keinginan yang sama dari Gerindra, mengingat hubungan PDI Perjuangan dengan Gerindra sedang mesra. “Apalagi masuknya Gerindra ke koalisi pemerintah saat ini berkat andil besar PDIP,” katanya.

Pengamat politik Wasisto Raharjo Jati juga menilai peluang terbentuknya Nasdem dengan Gerindra pada Pilpres 2024 cukup besar. 

Hal itu tak lepas dari posisi Gerindra yang membutuhkan mitra parpol besar lainnya jika PDIP benar-benar akan maju sendirian karena sudah memenuhi Presidential Threshold. “Sangat dimungkinkan terlebih lagi jika Gerindra ingin menominasikan Prabowo, tentu perlu partai parlemen agar bisa mencapai 20 persen suara DPR,” kata dia.

Akan tetapi, Wasisto menilai, posisi Prabowo sebagai calon presiden dari Gerindra sudah harga mati.

Pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Surya Paloh berlangsung di Nasdem Tower pada Rabu kemarin. 

Kedua belah pihak menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menjaga persatuan bangsa dan negara pada Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.

Usai pertemuan tersebut, Prabowo sempat menyatakan bahwa calon presiden dari Gerindra tak harus dirinya. 

Padahal, sejumlah politikus Gerindra sebelumnya sudah menyatakan bahwa mereka akan kembali mengusung mantan Danjen Kopassus itu.

Hal itu tak lepas dari hasil sejumlah survei yang menyebutkan bahwa elektabilitas mantan menantu Presiden Kedua Indonesia Soeharto itu masih cukup tinggi. 

Prabowo Subianto diprediksi akan bersaing ketat dengan dua kandidat lainnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT