Terkuak! Ekonom Sebut Harga Telur Melonjak Gegara Harga Pakan Ternak Naik

Sabtu, 4 Juni 2022 15:54 WIB

Share
Pedagang telur di Pasar Rangkasbitung. (foto: poskota/ yusuf permana)
Pedagang telur di Pasar Rangkasbitung. (foto: poskota/ yusuf permana)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -   Naikknya harga pakan ternak bikin harga  telur melonjak, ungkap Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira.

Mengutip dari situs resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Sabtu (4/6/2022), harga telur mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen atau setara Rp28.950 per kilogram.

"Naiknya harga pakan ternak  berpengaruh kepada produk akhir atau telur. Ini juga karena jagung, gandum atau polar sebagai campuran pakan ternak juga naik," kata Bima kepada poskota.co.id, Sabtu (4/6/2022).

Menurutnya, pemerintah harus memberikan perhatian terhadap kenaikan harga pangan, sebab dikhawatirkan akan terjadi kenaikan secara berkelanjutan.

Ia juga mengatakan, kenaikan harga telur berpengaruh bukan hanya pada industri makanan dan minuman, sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga turut berdampak.

"Ini Membutuhkan intervensi dari pemerintah karena kalau kenaikannya bersifat persisten maka kenaikan harga telur akan berpengaruh juga bukan hanya pada industri makanan minuman skala besar tapi juga kepada sektor usaha UMKM atau industri Mamin skala kecil ya yang ada di daerah daerah terdampak semuanya karena telur merupakan salah satu bahan baku yang penting dalam industri makanan minuman," tambahnya.

Menurut Bima, pemerintah bisa melakukan subsidi pada komoditas jagung di level peternakan untuk menstabilkan harga. Selain itu, bisa juga dengan cara mensuplai jagung impor dengan harga yang relatif wajar.

"Intervensinya adalah yang pertama fokus perhatian bukan hanya jagung untuk konsumsi tapi juga jagung untuk pakan ternak. Apakah mekanismenya perlu melakukan subsidi, sehingga harga jagung di level peternaknya bisa lebih terjangkau atau lebih stabil," kata dia.

Sementara itu, hal lain yang bisa dilakukan adalah memberikan subsidi pupuk terhadap petani jagung lokal. Hal itu seiring kenaikan harga pupuk nonsubsidi yang cukup siginifikan.

"Selain dari jagung impor juga jagung lokal, untuk petani jagung lokal support subsidi pupuk nya yang harusnya kemudian ditambah alokasinya. Karena pupuk yang non subsidi itu kan yang ada di pasaran melonjak (harga) cukup signifikan jadi perlu penambahan anggaran untuk alokasi subsidi pupuk terutama di Sentra sentra penghasil jagung utama," lanjutnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar