JANDA STNK TERLILIT UTANG KE DUKUN MALAH DIGOYANG –
Pepatah “keledai takkan terperosok 2 kali di lobang yang sama” tak berlaku bagi janda Herwina, 40, dari Banjarmasin ini.
Dulu pernah ketipu dukun cabul, kok sekarang ketika terlilit utang kembali ke dukun yang sama. Gagal memperoleh uang banyak, justru janda STNK ini kembali digoyang oleh dukun Hirman, 50.
Nggak di Jawa nggak di Kalimantan, dukun kalau tidak cabul rasanya kok nggak afdol ya? Uniknya, meski di mana-mana banyak dukun mencabuli pasiennya, orang masih percaya saja sama dukun, padahal bagi orang beragama, itu dilarang keras.
Tapi dalam kondisi terdesak bin kepepet, orang memang suka berspekulasi, main untung-untungan dan keluar dari logika. Akibatnya, aset pribadi kadung ternoda, apa yang diinginkan tak diperoleh juga.
Nasib janda Herwina dari Banjarbaru, Banjarmasin (Kalsel) benar-benar seperti keledai bloon. Kalau keledai yang pintar, sekali ketipu tidak mau lagi ditipu kedua kalinya.
Lha Herwina ini lain, spekulatif banget, yang kedua ini pasti tidaklah. Padahal yang kedua ini lebih parah lagi dikadali dukun cabul Hirman. Selain kena dia punya bonggol, sejumlah benggol juga harus dikeluarkan Herwina.
Sekitar 5 tahun lalu, ketika masih ada suami dia pernah datang ke dukun Hirman yang tinggal di Karang Intan. Dia konsultasi karena rejekinya kok susah amat, usaha juga tidak lancar, padahal kala itu sama sekali belum ada Covid-19.
Dia dengar kabar bahwa dukun Hirman mampu mendatangkan uang dari alam gaib berkat ilmu kebatinannya yang tinggi.
Tanpa sepengetahuan dan seizin suami, Herwina datang menemui dukun Hirman. Sebelum terapi dimulai, mbah dukun sudah bicara pahitnya dulu. Maksudnya, sebelum ada dana cash turun dari langit, harus melalui prosesi persetubuhan bak suami istri.
Itu semua instruksi pimpinan jin atau si makhluk gaib, sedangkan dukun Hirman sekedar petugas pelaksana. “Petugas pelaksana tak sama dengan petugas partai lho ya....!” kata dukun mengingatkan agar tidak salah persepsi.
Sebetulnya kaget juga Herwina, kenapa musti pakai disetubuhi segala. Padahal tongkrongan dukun Hirman ini tak meyakinkan, bagaimana nanti “tangkringan”-nya.
Tapi demi setumpuk uang dari langit, akhirnya bersedia, toh aset tetap utuh tidak gempil atau berkurang. Suami di rumah juga takkan bakal tahu, karena ibarat makanan apa pun yang disajikan bini suami tak pernah protes apa lagi mengkritisi.
Prosesi pun dimulai, Herwina yang kala itu baru berusia 35 tahun, bener-bener sekel nan cemekel. Setelah dimandikan air kembang 7 rupa, di mana airnya merupakan kumpulan dari 7 sungai, yakni Sungai Mahakam, Kapuas, Kahayan, Musi, Bengawan Solo, Ciliwung dan Sungai Bambu; prosesi paling inti pun dilaksanakan dengan penuh semangat.
Selesai prosesi, dukun Hirman menyediakan 3 buah cepuk (tabung kecil) yang diisi masing-masing rambut Herwina, kembang dan sperma. Oleh dukun Hirman nantinya akan dipasarkan langsung di alam gaib, tidak cukup secara online. Bila laku tak lama kemudian akan datang uang segepok senilai Rp 800 juta.
“Tunggu seminggu, nanti akan terbukti hasilnya,” kata dukun Hirman sangat menjanjikan.
Seminggu kemudian Herwina datang, tapi ternyata tak ada uang Rp 800 juta tersebut. Katanya para makhluk gaib belum ada yang berminat, karena semua dana dikonsetrasikan untuk Pilkada.
Meski kecewa, Herwina tak bisa apa-apa, toh aset masih utuh ini. Dia mencoba melupakan pengalamanan pahit itu. Yang penting suami tidak tahu.
Lima tahun kemudian kembali Herwina dililit utang banyak, padahal suami sudah meninggal. Untung-untungan dia kembali ke dukun Hirman, siapa tahu uang Rp 800 juta kali ini terwujud.
Ternyata syaratnya masih sama, pakai persetubuhan juga. Tapi setelah seminggu kembali, jampi-jampi produk Mbah Hirman tak laku di alam gaib. Katanya perekonomian sedang lesu terdampak Covid-19. Dua kali dibohongi, Herwina lapor ke polisi didampingi seorang pengacara.
Gagal dapat materil padahal sudah dua kali korban onderdil. (GTS)