Pertandingan gulat saat Pekan Olahraga Nasional di Papua (foto/Kempalan)

SPORT

Insan Gulat Mulai Berontak Ingin Dongkel Kepemimpinan Trimedya Panjaitan

Jumat 27 Mei 2022, 21:30 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -Diam-diam insan gulat nasional mulai berontak  dengan kondisi kepengurusan Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Pusat pimpinan Trimedya Panjaitan.

Pengurus Provinsi (Pengprov) yang merupakan pemilik suara (vouters) sudah tidak sabar lagi ingin mendongkel kepemimpinan yang lama dengan menggantinya pengurus yang baru. 

Sederet kegagalan menghiasi kepengurusan PGSI periode 2018-2022 itu. Mulai dari tanpa medali di Asian Games 2018 Jakarta- Palembang, absen di SEA Games 2019 Filipina hingga gagal memenuhi target medali emas di SEA Games ke-31 Hanoi Vietnam.

Romulus Sihombing, salah satu pengurus teras PGSI DKI Jakarta menyebutkan bahwa tidak ada pilihan lain bagi insan gulat Indonesia kecuali harus ada perubahan besar pada tataran kepengurusan organisasi PGSI Pusat. 

Itu artinya PGSI harus mencari Ketum Umum baru yang punya kemauan dan kemampuan membangun kembali prestasi gulat Indonesia lebih baik.

"Saya kira rekan-rekan Pengprov di daerah harus berani menyuarakan kondisi gulat nasional yang makin nggak keruan sejak dipimpin Trimedya Panjaitan. Kondisi buruk ini tidak bisa didiamkan, kasihan potensi atlet gulat kita yang begitu besar, tidak bisa berkembang hanya karena ketidak becusan PGSI Pusat," kata Romulus kepada awak media, Jumat (27/5/2022) di Jakarta.

Romulus yang kini aktif sebagai pelatih di Pusar Pembinaan Olahraga Pendidikan (PPOP) SKO Ragunan itu juga mengajak Pengprov di daerah mencarikan seorang Ketua Umum yang benar-benar membina bukan malah membinasakan gulat.

JANGAN DIAM

Ia kemudian menyebutkan daerah-daerah yang selama ini getol membina gulat seperti Kaltim, Kalsel dan Jabar jangan diam. 
Oleh karena itu, lanjut Romulus, gerakan perubahan total itu di tingkat kepengurusan PGSI Pusat wajib dilakukan.

"Karena kalau tidak, pembinaan gulat tidak jalan, tidak ada program pelatihan untuk pelatih dan wasit serta tidak ada nya kejuaraan-kejuaraan (meski dua tahun Pandemi) dijadikan alasan,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PGSI Aceh, Rafal Muhammad.

Menurut Rafal, siapapun yang menjadi Ketua Umum baru PGSI untuk empat tahun ke depan harus punya visi dan misi yang jelas. 

"Yang penting lagi sosok Ketua Umum PB PGSI ke depan itu harus mau mendengarkan suara-suara para pelaku gulat di daerah seperti kami-kami ini. Jangan hanya mendengar bisikan dari pengurus yang lebih banyak sifatnya asal bapak senang (ABS)," katanya.

Rafal juga mengingatkan Ketua Umum PB PGSI mendatang harus menempatkan orang-orang yang benar-benar pelaku dan mengerti gulat dalam Kepengurusannya.

Pembina gulat dari Kaltim Benyamin juga berpandangan serupa. Belum adanya prestasi yang membanggakan itu menurut Benyamin, karena kesalahannya pengurus yang tidak mengerti dengan pergulatan. 

"Ketidakberhasilan memenuhi target medali emas di SEA Games ke-31 Hanoi Vietnam itu ya karena kita buta kekuatan lawan akibat gulat tidak dikirim ke SEA Games sebelumnya di Filipina. Jadi jangan menyalakan atlet, mereka sudah berjuang di lapangan," kata Benyamin yang mantan pelatih tim Gulat Asian Games 2018 ini.

Ia berharap Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PB.PGSI) dengan nakhoda yang baru nanti  adalah pengurus yang betul-betul mau ngurus gulat. Jangan hanya omongan saja.

"Kami dari daerah sudah berdarah-darah berusaha memajukan gulat, tapi kalau tidak ada dukungan dari Pengurus Pusat bagaimana gulat bisa bicara di kancah internasional," ujarnya.

Munas PGSI itu sendiri menurut rencana akan digelar 18-20 Juni mendatang di Jakarta. Masa kepengurusan PGSI pimpinan Trimedya Panjaitan sebetulnya sudah selesai Februari 2022 namun diperpanjang oleh KONI Pusat hingga enam bulan ke depan. (Bu) 

Tags:
gulatpgsitrimedya panjaitan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor