Konsumsi Makanan Ekstrim Dicap Sebagai Obat Daya Tahan Tubuh, Pakar Biostatistika Epidemolog: Hanya Mitos

Kamis, 26 Mei 2022 15:10 WIB

Share
Kolase sate ular yang merupakan salah satu makanan ekstrim lazim di masyarakat. (Foto/olahinstagram)
Kolase sate ular yang merupakan salah satu makanan ekstrim lazim di masyarakat. (Foto/olahinstagram)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Konsumsi makanan ekstrim seperti biawak dan sate ular cobra, belakangan ramai di kalangan masyarakat. Hal itu dilihat dari pasar-pasar di wilayah Jabodetabek yang kerap kali menjajakan dagangannya dengan menjual makanan tak lazim bagi sebagian orang.

Pakar Biostatistika Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Windhu Purnomo mengatakan, konsumsi hewan liar berisiko bagi kesehatan.

Terlebih, hewan-hewan liar seperti ular dan biawak tidak disertai pengawasan oleh Dinas Peternakan. Hal itu dikhawatirkan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

"Pada dasarnya semua hewan sama, sama-sama mempunyai risiko memiliki bakteri, virus, parasit. Bedanya dalam pengawasan, kalau hewan liar kan enggak bisa di awasi. Ada screening untuk hewan sapi, kerbau dan unggas yang lazim dikonsumsi itu ada pengawasannya," kata Windhu kepada Poskota.co.id, Kamis (26/5/2022).

Kendati demikian, Windhu mengatakan bakteri-bakteri yang terdapat di dalam tubuh hewan bisa menghilang jika diolah dengan cara yang benar. Menurutnya, konsumsi daging hewan yang baik bagi kesehatan dengan cara dimasak secara matang.

"Nyaris semua bakteri, virus, parasit itu akan mati bila di masak matang dengan suhu tertentu. Misalnya sate setengah matang, itu berbahaya masih mengandung bakteri yang masih hidup. Tapi kalau matang, suhu yang tinggi yang bisa mematikan bakteri, virus itu bisa lebih aman," ujar dia.

Meski tak sedikit masyarakat yang percaya, konsumsi hewan liar dapat membantu daya tahan tubuh bahkan sebagai alternatif pengobatan. Menurut Windhu, itu hanya kepercayaan belaka, tak ada kaitannya dengan kesehatan masyarakat. 

Windhu menegaskan, pentingnya edukasi kesehatan terhadap masyarakat yang acapkali memiliki kepercayaan yang sudah ada sejak lama.

"Itu kan kepercayaan masyarakat dan diantaranya ada mitos-mitos. Makanya perlu edukasi. Masyarakat memang enggak bisa dilarang, karena itu hak mereka. Kecuali kalau konsumsi hewan langka, secara UU kan enggak boleh," tambah dia.

Ia pun menyarankan, masyarakat yang kerap kali mengonsumsi makanan ekstrim seperti sate ular cobra maupun sate biawak untuk membatasi. Sebab, daging dari hewan-hewan liar tersebut bisa saja memiliki penyakit yang berdampak buruk bagi kesehatan pengonsumsi.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar