Nonton Megawati dan Jokowi Gelar Latih Tanding Ganjar dan Puan

Rabu 25 Mei 2022, 06:28 WIB

OJO kesusu. Waduh, lha terus piye? Kata ojo kesusu itu jadi berkumandang ketika diucapkan Preiden Jokowi di hadapan pendukung die hard-nya, Projo, Pro Jokowi, di Magelang, Sabtu lalu.

Konteksnya, soal kemana dukungan Projo diarahkan ke depannya, terkait Pilpres 2024.

Tetapi bukan hanya kata ojo kesusu, jangan tergesa-gesa, yang membuat gemanya lebih luas. Ada kata-kata yang mengikuti, yakni: Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini, kata Jokowi.

Kontan saja, pemerhati politik memberi tafsiran, yang dimaksud adalah Ganjar Pranowo, sebab dia hadir di situ, dan tak ada tokoh lain yang disebut-sebut akan maju nyapres, meski di sana hadir  ada Wantimpres Sidarto, KSP Moeldoko, Ganjar Pranowo, Jokowi.

Tapi tafsiran juga mbalik ke polemik yang sempat kendur, yakni soal tiga periode. Kata-kata Jokowi, bahwa meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini, itu patut diwaspadai. Jokowi jelas di situ, kata-kata itu ditunjukkan pada dirinya sendiri pula. Bagitu tafsiran lain.

Tapi, tafsiran dukungan ke Ganjar ini yang menimbulkan tafsiran lebih lanjut, katanya pengamat: Perang Terbuka Jokowi – Megawati.

Jokowi ngelus-elus Ganjar Pranowo untuk calon presiden, sebagai suksesornya. Megawati sudah jelas sang putri kesayangan yang didorong maju ke Pilpres 2024. Panjang lebar uraian pengamat.

Tapi, benarkah perang terbuka itu? Bagi sebagian rakyat yang melihat kiprah Jokowi, dia tampil sebagai King Maker. Melulu urusan politik.

Kehadirannya di Magelang lebih untuk urusan politik. Bukan untuk urusan rakyat yang kini menjerit lagi, karena habis lebaran harga-harga tidak turun.

Jokowi memang hadir ke pasar di Muntilan, mengecek harga-harga tentunya, dikerubungi massa. Ya iyalah, namanya juga Presiden, rakyat ingin mendekat dan mengagumi, lazim.

Tapi, itulah, rasanya, hadir ke Magelang lebih urusan politik, urusan Projo, ke pasar itu hanya sambil lalu. Kerja selaku presiden seperti nyambi, disambi. Padahal, problem negara berat, dua BUMN besar, Pertamina dan PLN tekor segunung.

Maka, kita kemudian tersadar, ternyata urusan politik lebih memberi hiburan kepada diri Presiden Jokowi, terlebih di hadapan pendukung die hard (pendukung garis keras), dia disubyo-subyo, dipuji-puji, dibangga-banggakan.

Hati senang, bangga, terharu.Urusan ekonomi? Ah,bikin pusing saja, mungkin begitu yang terlintas. Terus ngedhem-edhem (mendinginkan) hati rakyat, dengan menyuruh berhemat. “Lah, kalau berhemat, itu mah, sudah tiap hari,” banyak yang bersuara begitu.

Melihat kiprah itu, dengan tafsiran pengamat sebagai perang terbuka Jokowi terhadap Megawati, ini layaknya mengajak masyarakat menonton gelaran seru lain.

Yakni, Megawati dan Jokowi menggelar latih tanding bagi capresnya, Ganjar dan Puan Maharani.Ya, mungkin ada yang menyebut ini drama, panggung sandiwara. Tapi, kenyataannya, di akar rumput, sudah sama-sama mengeras. Di Jawa Tengah banyak, nek ora Ganjar ora, kalau tidak Ganjar, lebih baik tidak.

Tapi toh, kata para politisi PDIP, nanti keputusan akhir soal capres di tangan Ibu Ketum Megawati. Kalau Ibu sudah menetapkan, semua menurut.

Okelah kalau begitu. Tapi di Projo kemarin masih ada yang teriak: Tiga periode. Nah lho!!  (winotoAnung)

 

Berita Terkait

News Update