ADVERTISEMENT

Soal BBM, Jokowi Sebut Singapura Harganya Sudah Mencapai Rp32.000 Per Liter, Begini Penjelasannya

Selasa, 24 Mei 2022 23:43 WIB

Share
 Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan. (Foto: biro pers)
 Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan. (Foto: biro pers)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo menegaskan masalah paling berat di dunia yakni urusan energi menyangkut BBM, gas dan listrik, kedua persoalan pangan.

Presiden mengutarakan harga bensin kenaikkannya sangat tinggi di negara-negara selain kita, misalnya, Singapura harga BBM sudah mencapai Rp32.000 per liter.

"Kemudian Jerman sudah di angka Rp31.000 per liter, Thailand mencapai Rp20.000 per liter, di kita ini harga Pertalite Rp7.650 per liter dan Pertamax Rp12.500 per liter. Jadi yang lain naiknya sudah jauh sekali," tegas Jokowi.

Presiden bertanya kenapa harga masih seperti ini karena kita tahan terus tapi dampaknya subsidi semakin membesar.

"Sampai kapan kita bisa menahan ini, dan ini perkejaan kita bersama," papar Jokowi.

Presiden juga mengemukakan kita juga masih menahan harga beras sekarang ini Rp10.700 per liter tapi di negara lain kenaikkannya mencapai 30 persen, ada yang 50 persen dan 60 persen.

Presiden beralasan menahan harga agar tidak naik untuk mencegah terjadinya inflasi.

Sebab beberapa negara mrngalami inflasi yang tinggi seperti, Amerika Serikat yang inflasi mencapai 8,3 persen, dan Turki mencapai 70 persen, dan kita tidak lebih dari 3,5 persen.

"Sebab itu bila kita mengikuti harga keekonomian baik BBM maupun harga pangan  maka dipastikan inflasi juga akan mengikuti naik," tambah Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan betapa situasi sekarang ini adalah situasi yang tidak mudah, situasi yang sangat sulit dan itu dialami oleh semua negara.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Agus Johara
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT