Imbasnya adalah para pendukung UAS melakukan aksi di sejumlah tempat, salah satunya di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta pada Jumat (20/5/2022).
Fenomena ini pun langsung ditanggapi oleh Denny Siregar baik di media sosial, maupun di programnya di Cokro TV.
“Saya ketawa nonton Somad marah-marah karena dilarang masuk Singapura. Catat ya, dilarang masuk! Bukan dideportasi!," Kata Denny Siregar, dikutip pada Senin (23/5/2022).
"Dideportasi itu kalau sudah di dalam wilayah Singapura terus diusir dari sana. Kalau dilarang masuk bahkan cuma disuruh nunggu di depan pagar doang terus disuruh pulang,” ujar Denny.
Lebih lanjut, Denny memaparkan mengenai sikap Singapura pernah punya pengalaman pahit pada tahun 1984.
Sehingga, negara tersebut menjadi agresif pada tokoh-tokoh agama yang menurut mereka Radikal.
"Jadi kalau Abdul Somad dilarang masuk ke Singapura sebenarnya itu harus disyukuri. Kalau misalnya dia dibiarkan masuk dan kemudian ceramah menghina agama lain di sana, terus akhirnya ditangkap oleh pemerintah Singapura berdasarkan UU terorisme,” kata Denny.
Menurut Denny Siregar, persoalan UAS ini justru bisa menimbulkan keributan antara dua negara, Indonesia dan Malaysia.
“Nanti yang ribut malah dua negara: Indonesia dan Singapura. Karena Singapura itu terkenal nggak ada kompromi masalah itu. Bisa bisa dihukum mati Somad karena dianggap berpotensi membuat kerusuhan rasial di sana, " jelas Denny Siregar.
"Pemerintah Singapura memang waspada banget dengan banyak isu tentang agama,” tambahnya.
Dia lalu memaparkan hal yang sesuai dengan pernyataan kementerian dalam negeri Singapura.
Bahwa UAS dianggap sebagai penceramah yang suka menghina agama lain. Ini dikhawatirkan membangun jurang perbedaan dalam masyarakat multiagama dan multietnis di Singapura.