Setelah menyelesaikan pendidikannya, Fahmi mendirikan PT Kwarta Daya Pratama, PT Karma Yudha, dan lain-lain.
Pada tahun 1980-an, usaha yang dirintis oleh Fami berkembang. Kemudian, ia juga mengajak rekan-rekan aktivis 1966 atau rekan-rekan eksponen 66 untuk menjadi pengusaha.
Kemudian, Fahmi diangkat menjadi Presiden PT Kongsi Delapan (Kodel) Grup. Perusahaan tersebut berisi kumpulan perusahaan konglomerasi di bawah Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo.
Pada tahun 1980-an, PT Kwarta Daya Pratama dinobatkan sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia. Bahkan, perusahaan itu berhasil mengembangkan hotel di kawasan elit Amerika Serikat.
Pada tahun 1984, Fahmi terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar. Kemudian sejak 1998 hingga 2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar Jakarta.
Pada 7 Desember 2005 hingga 22 Oktober 2009, Fahmi menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam kabinet Kabinet Indonesia bersatu.
Sebelumnya Fahmi pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet yang sama sebelum digantikan oleh Erman Suparno dalam perombakan (Reshuffle) yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Desember 2005.
Masa kerja Fahmi menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 21 Oktober 2004 hingga 7 Desember 2005.
Kemudian, sejak Februari 2017, Fahmi menjadi Dewan Penasehat Ormas dan LBH Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara) di mana yang menjadi Ketua Umumnya adalah Fahira Fahmi Idris.
Pada April 2022 lalu, Fahmi diangkat sebagai Profesor Kehormatan Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat. (*/Syara).