JAKARTA, POSKOTA.CO.ID- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai gagal mensejahterakan rakyat. Sebab itu, ratusan massa yang tergabung dalam aliansi Gerakan Buruh bersama Rakyat (Gebrak) dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat pada Sabtu 21 Mei 2022.
Aksi ini digelar untuk memperingati Hari Buruh Internasional (May Day), Hari Kebangkitan Nasional serta 24 Tahun Reformasi.
Mereka memilih menggelar aksi unjuk rasa pada hari ini bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.
Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos mengungkapkan, massa buruh membawa sejumlah tuntutan.
"Pertama, cabut omnibuslaw beserta turunnya. Kedua, hentikan pembahasan revisi UU pembentukan peraturan perundang-undangan," ungkap Nining.
Ketiga, kata Nining, hentikan tindakan represifitas kriminalisasi gerakan rakyat. Selanjutnya, tentang turunkan harga mulai dari bbm tarif dasar listrik, LPG dan sembako juga tarif Tol.
"Termasuk tolak penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, hentikan represif terhadap gerakan rakyat, tangkap, adili, penjarakan dan sita aset para koruptor," sambungnya.
Selain KASBI, aksi May Day hari ini juga diikuti Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), dan Konfederasi Serikat Nasional (KSN).
Beberapa LSM juga ikut bergabung, seperti Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonsia (YLBHI). Selain itu, ada pula Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi).
Sedangkan dari sektor pelajar ikut bergabung Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Dewan Nasional (LMND-DN), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Federasi Pelajar Jakarta (FIJAR), dan Komite Revolusi Pendidikan Indonesi a (KRPI). (cr02)