ADVERTISEMENT

Cabai dan Bawang Kini Mahal, Pedagang Warteg Desak Pemerintah Turunkan Harga, Jangan Didekte Pasar

Minggu, 22 Mei 2022 23:57 WIB

Share
Pedagang cabai di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto: ardhi)
Pedagang cabai di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto: ardhi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Harga cabai dan bawang kini mahal. Kenaikan harga cabai dan bawang dalam beberapa waktu terakhir membuat resah para pedagang Warung Tegal (Warteg) yang saat ini  baru berupaya pulih dari dampak pandemi Covid-19. 

Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni, mengatakan kenaikan harga cabai dan bawang itu sangat membebani pedagang Warteg.

Terlebih lagi, cabai dan bawang biasa digunakan untuk meracik bumbu olahan dalam hidangan Warteg. 

"Cabai dan bawang merangkak naik, biasanya setelah lebaran harga melandai ini kok malah naik cukup tinggi. Di pasar sudah melampui Rp50 ribu (per kilogram)," ungkap Mukroni, Minggu (22/5/2022).

Para pedagang Warteg kini mesti merogoh modal lebih banyak untuk membeli bahan baku menu dijajakan, sedangkan mereka tak bisa menaikkan harga menu lantaran takut kehilangan pembeli. 

Mukroni menilai begitu mahalnya harga komoditas bahan pokok saat ini menjadi bukti pemerintah tak bisa mengatur pasar, karena masalah terus berlarut dan membebani warga. 

"Pemerintah belum mampu dan tidak bisa mengontrol, artinya pasar mendikte pemerintah. Maaf artinya pemerintah tidak berdaya melawan pasar," terangnya. 

Sejak awal tahun 2022 saja pedagang Warteg mesti berhadapan dengan kenaikan harga tempe, tahu, minyak goreng serta daging sapi yang membuat mereka terbebani secara ekonomi. 

Hingga kini pun para pedagang Warteg harus berhadapan dengan mahalnya harga minyak goreng yang justru diserahkan ke pasar, tidak lagi diatur dengan harga eceran tertinggi (HET).

"Kita tidak bisa menaikkan harga karena daya beli masyarakat belum pulih," jelas Mukroni. Pedagang Warteg ini berharap pemerintah menurunkan harga, jangan didekte pasar. (Ardhi) 
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT