ADVERTISEMENT

Singapura Sebut UAS Sebarkan Ekstremisme, Abu Janda: Indonesia Tak Pantas Bela Penceramah Intoleran Kayak Dia!

Kamis, 19 Mei 2022 10:27 WIB

Share
Kolase Abu Janda dan UAS. (Foto: Diolah dari Google)
Kolase Abu Janda dan UAS. (Foto: Diolah dari Google)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Dalam Negeri Singapura angkat bicara perihal ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negara tersebut. Ada beberapa pernyataan yang dikeluarkan otoritas Singapura terkait persoalan yang menjerat dai asal bumi lancang kuning tersebut, salah satunya mengenai ajaran ekstremisme yang kerap dilontarkan UAS.

Melalui halaman resmi Menteri Dalam Negeri Singapura atau Ministry of Home Affairs (MHA), pemerintah Singapura mengungkapkan sejumlah alasan mereka menolak UAS dan keluarganya yang hendak menemui sahabatnya di Singapura.

Pertama, ustaz Abdul Somad dikenal gemar menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang mana tidak dapat diterima di negara kalangan masyarakat multi-ras dan multi-agama di Singapura.

"Misalnya, ustaz Abdul Somad pernah memberikan materi khotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan menganggap hal itu sebagai operasi syahid," demikian bunyi keterangan resmi dari MHA.

Kedua, UAS pernah melontarkan komentar yang merendahkan umat agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin kafir". Pernyataan ini menjadi topik sensitif yang menyinggung banyak pihak non muslim, khususnya di Singapura.

Ketiga, menurut MHA, UAS secara terbuka sering menyebut non muslim sebagai kafir. Perkataan ini membuatnya dianggap tidak bisa menerima dan menghargai keberagaman agama.

Keempat, MHA dalam keterangan di situs resminya juga mengatakan jika UAS berusaha masuk ke Singapura dengan berpura-pura untuk melakukan kunjungan sosial.

Menanggapi keterangan resmi yang dikeluarkan MHA itu, pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda mendorong agar pemerintah Indonesia turun tangan menertibkan penceramah-penceramah model UAS. Menurutnya, pemerintah tak perlu membela penceramah intoleran seperti UAS.

"Sangat tidak pantaslah jika negara bela penceramah intorelan penista agama," ," kata Abu Janda lewat akun instagramnya, Rabu (18/05/2022).

Untuk menegaskan pernyataannya tersebut, Abu Janda sampai memention sejumlah petinggi negara, seperti Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Ia meminta sikap otoritas Singapura tersebut menjadi atensi bagi pemerintah Indonesia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT