Lidah Tidak Bertulang, Butuh Bukti Bukan Janji

Rabu, 18 Mei 2022 07:27 WIB

Share
Kartun Sental-Sentil: Lidah Tidak Bertulang, Butuh Bukti Bukan Janji. (kartunis: poskota/arif)
Kartun Sental-Sentil: Lidah Tidak Bertulang, Butuh Bukti Bukan Janji. (kartunis: poskota/arif)

SEPERTI hari biasa, terik matahari santer memancar di komplek perumahan tempat Mang Ndut transit di setiap tengah hari bolong. Pohon lumayan besar yang ada di sudut salah satu blok jadi lapak favoritnya buat mangkal karena cuma di situ lokasi strategis menanti kaum emak komplek pelanggannya. Di samping bisa ngadem di bawah pohon, lokasi itu juga dianggapnya 'sakral' lantaran sering bawa hoki.

Mpok Odah , penghuni komplek setempat yang rumahnya paling dekat dari lapak , paling duluan keluar ke tempat Mang Ndut. "Lagi ada ikan apa Ndut? Sama biasa sayuran, tahu, tempe sama sambelan,' teriaknya. Sigap, Mang Ndut langsung mengambil ikan kembung, lalu membungkus pesanan lain yang diorder Mpok Odah. "Semuanya jadi empat puluh lima rebu mpok," timpal Mang Ndut seraya menyerahkan uang kembalian sebesar Rp5 ribu ke Mpok Odah yang saat  itu sambil menggendong anaknya yang paling kecil.

Dari kejauhan sayup terdengar teriakan suara perempuan. Asal suara rupanya dari ujung blok tempat Mang Ndut mangkal. Perempuan berpostur tidak kurus dan juga tidak gemuk itu terlihat berjalan kepayahan lantaran sambil memegang dua tabung ukuran 3 kilogram di kedua tangannya. Mpok Ila, demikian nama wanita itu yang dikenal sebagai juragan warung kelontong di komplek setempat.

"Udah siang gini dagangan masih banyak aja Ndut? Yang beli pada kemana emang?," tanya Mpok Ila saat menghentikan langkahnya menuju rumah pengorder dua tabung gas tersebut. "Kalo gitu terus bisa bisa tutup dagangan Ndut. Mending investasi di warung saya , dijamin bagus prospek nya," kata Mpok Ila sok intelek.

Mang Ndut yang ditanya sedikit bingung. "Investasi apaan ? Kaga ngarti  saya," ucapnya. Sementara  Mpok Ila yang ditanya mencoba menjelaskan dengan gaya sok tau nya. "Makanya baca koran atau buka internet Ndut. Investasi itu nanem duit di tempat usaha terus bakal dapet keuntungan kalo tempat usahanya maju, " kata Mpok Ila sambil menghela nafas akibat kecapean bawa dua tabung gas melon. “Warung kelontong saya prospek nya bagus Ndut, apalagi kalo kita kerjasama dijamin  usaha Mang Ndut makin maju,” papar Mpok Ila.

“Saya butuh bukti mpok bukan janji. Saya lihat warung kelontong Mpok Ila masih biasa biasa aja , yang belanja juga  orang nya itu itu aja,” papar Mang Ndut menimpali.  Sekarang ini, lanjut Mang Ndut, banyak orang obral janji tapi ga pernah terbukti. “Lidah memang tak bertulang, makanya kadang orang suka asal ngomong yang penting urusan dia tercapai. Saya liat di tivi banyak orang ditangkep gara gara nawarin investasi padahal bodong,” papar Mang Ndut sedikit jengkel.

Sementara Mpok Ila yang mendengar penjelasan Mang Ndut memilih melanjutkan langkahnya ke rumah pengorder tabung gas dengan nafas tersengal, maklum faktor usia. (yahya)

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar