RUSIA - Kondisi sudah berubah. Awal bulan Maret 2022 silam, sejumlah perusahaan multinasional asal Barat yang beroperasi di Rusia menjadi keder, dan berhenti beroperasi, takut dengan ketegasan Vladimir Putin, setelah invasi ke Ukraina.
Rusia dengan tegas menyatakan, akan menindak tegas siapa pun yang menentang keputusan perang ke Ukraina, termasuk warganya sendiri.
Namun, ternyata perusahaan multinasional McShame sebagai burger raksasa McDonald's dan Burger King, lantas Coca-Cola, KFC serta perusahaan besar Barat lainnya berusaha tetap beroperasi di Rusia.
McDonald's dan perusahaan barat besar lainnya menghadapi kemarahan yang semakin besar saat itu, karena terus beroperasi di Rusia.
Perusahaan multinasional dari Barat, McDonald's, Burger King, KFC, Pepsi dan Coca-Cola juga termasuk di antara mereka yang masih tetap beroperasi di Rusia, terus membuka restorannya meskipun perang Vladimir Putin di Ukraina.
Ternyata, langkah perusahaan-perusahaan besar dari Barat (Burger King, KFC, Pepsi dan Coca-Cola, McDonald's, Starbucks) membuat pihak Barat berang, dan menilai kehilangan kompas moral. .
Dan kini, rupanya semua sudah berubah. Seperti yang terjadi pada McDonald's. Perusahaan makanan cepat saji ini akan keluar dari pengelolaannya untuk seluruh restorannya di Rusia.
Rasanya menyedihkan, karena setelah lebih dari 30 beroperasi, McDonald's akan keluar dari Rusia. Pernyataan disampaikan pihak perusahaan multinasional itu pada Senin (16 Mei 2022).
McDonald's Corp mengatakan pada hari Senin itu telah memulai proses untuk menjual semua restorannya di Rusia, keluar dari negara itu setelah lebih dari 30 tahun setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Jaringan perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia pada bulan awal Maret menyatakan akan tetap beroperasi, tapi tak lama kemudian mulai mengevaoluasi yakni soal opsi untuk menutup 847 restorannya di Rusia, menghasilkan US$50 juta (setara lebih dari Rp732 miliar) per bulan.
Sekarang diharapkan untuk mencatat biaya non-tunai sekitar US$1,2 miliar hingga US$1,4 miliar setelah penjualan.
Keputusan untuk menjual asetnya di Rusia, termasuk lokasi Pushkin Square yang ikonik di pusat kota Moskow, menandai kemunduran besar oleh merek Barat yang ikonik.
Pernah menjadi simbol kapitalisme Amerika yang berkembang di bara api Uni Soviet yang sekarat, toko itu adalah yang pertama dibuka di negara itu pada tahun 1990. Lebih dari 5.000 orang menghadiri pembukaan.
McDonald's mengatakan ingin menjual semua restorannya di Rusia kepada pembeli lokal, tetapi akan terus mempertahankan merek dagangnya.
"Krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina dan lingkungan operasi yang tidak terduga telah menyebabkan McDonald's menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis yang berkelanjutan di Rusia tidak lagi dapat dipertahankan," tambah raksasa makanan cepat saji itu.
Sejumlah perusahaan Barat lainnya telah setuju untuk menjual aset Rusia mereka atau menyerahkannya kepada manajer lokal saat mereka berjuang untuk mematuhi sanksi atas konflik Ukraina dan menghadapi ancaman dari Kremlin bahwa aset milik asing dapat disita.
Perusahaan mengatakan akan memastikan bahwa 62.000 karyawannya di Rusia terus dibayar sampai penutupan transaksi apa pun dan bahwa mereka memiliki pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial. (*/win)