ADVERTISEMENT

Sastrawan Akhmad Sekhu Garap Puisi Berjudul 'Memo Kemanusiaan': Sri Sultan Hamengku Buwono X Apresiasi Karya Saya

Minggu, 15 Mei 2022 22:37 WIB

Share
Akhmad Sekhu. (ist)
Akhmad Sekhu. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sastrawan sekaligus wartawan, Akhmad Sekhu masih terus berkarier di bidang karya sastra.

Ia telah melahirkan beberapa karya, mulai dari cerpen hingga puisi, yang dimuat di berbagai media massa.

Beberapa cerpen yang dihasilkannya, antara lain Lelaki Jempolan, Sujud Terlama di Dunia, Kotokowok, Teror Dodol, Sedekat Mei Juni, dan lain-lain itu hingga sekarang masih eksis di pasaran.

"Saya serius nulis karya sastra sejak tahun 1994 saat mulai kuliah di Yogyakarta jadi sudah sekitar 28 tahun menggeluti dunia seni," tutur Akhmad Sekhu, Minggu (15/05/2022).

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah,  27 Mei 1971 ini menerangkan jika dirinya melahirkan karya sastranya berupa puisi, cerpen, hingga novel.

"Pada mulanya saya menulis puisi, setelah itu esai, cerpen, dan novel," tambah Sekhu.

Sekhu sudah menganggap dunia sastra sebagai hal yang mendarah daging dalam hidupnya.

Hal tersebut dibuktikan dengan pemilihan nama yang diberikan untuk kedua anaknya, yaitu Fahri Puitisandi Arsyi, dan Gibran Noveliandra Syahbana.

Kedua anak hasil pernikahannya dengan Wanti Asmariyani mengandung unsur sastra yang kuat.

Menurut Sekhu, puisi merupakan karya sastra yang menjadi keistimewaan tersendiri.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
1 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT