ADVERTISEMENT

Wacana Pemekaran dan Otonomi Khusus Papua Ditolak Dalam Demo Serentak

Rabu, 11 Mei 2022 09:30 WIB

Share
Aksi penolakan wacana pemekaran Papua di Jayapura pada 10 Mei 2022.
Aksi penolakan wacana pemekaran Papua di Jayapura pada 10 Mei 2022.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PAPUA, POSKOTA.CO.ID - Wacana pemekaran dan otonomi khusus Papua ditolak dalam aksi demo serentak masyarakat Papua di berbagai kota di Indonesia.

Aksi yang dikoordinir Petisi Rakyat Papua (PRP) digelar pada Selasa (10/5/2022).

Puluhan mahasiswa Papua di Yogyakarta menggelar aksi demo pada Selasa di depan Gedung DPRD Yogyakarta yang terletak di kawasan turis Malioboro.

Aparat keamanan membiarkan mereka masuk ke kawasan tersebut yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai kawasan terlarang untuk pelaksanaan aksi demonstrasi oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Aksi tersebut merupakan menjadi bagian dari demonstrasi serentak mahasiswa Papua di berbagai kota di Jawa, Bali, dan Sulawesi.

Juru Bicara PRP Jefry Wenda menyebutkan aksi serupa digelar di berbagai kota di Papua. Seperti di Jayapura, Manokwari, Sorong, Kaimana, Wamena, Yahukimo, Dogiyai, Mapia, dan Deiyai.

“Kenapa agenda ini sangat penting? Ini tidak terlepas dari sejarah rakyat Papua, di mana rakyat Papua tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan,” kata Jefry Wenda seperti dikutip dari VOA.

Pengambilan keputusan yang dimaksud Jefry adalah rangkaian peristiwa sejak perjanjian New York tahun 1962 hingga pelaksanaan otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah pusat pada 2001.

Dia menambahkan bahwa luputnya pelibatan rakyat papua dalam menentukan nasib mereka sendiri juga terjadi dalam proses kontrak antara PT Freeport dan pemerintah pusat pada 1967.

“Artinya, negara telah menunjukkan bahwa Jakarta tidak mengutamakan manusia Papua. Tetapi bagaimana Jakarta ingin menguasai sumber daya alam yang ada di Papua. Hal ini terbukti dari sejarah panjang rakyat Papua yang selama ini tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan,” tambah Jefry Wenda.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT