ADVERTISEMENT

Mentan: Daging Hewan yang Terkena Penyakit Kuku dan Mulut Masih Boleh Dikonsumsi, Asal Jangan Bagian Ini

Rabu, 11 Mei 2022 23:55 WIB

Share
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam konferensi pers tentang awasi wabah hewan yang terkena penyakit kuku dan mulut. (foto: tangkapan layar)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam konferensi pers tentang awasi wabah hewan yang terkena penyakit kuku dan mulut. (foto: tangkapan layar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan masyarakat masih boleh mengkonsumsi daging hewan yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Daging yang terkena penyakit mulut dan kuku dengan  prosedur tertentu dengan pendekatan teknis ada penelitian dan lain-lain masih bisa dikonsumsi oleh manusia,” kata Syahrul dalam konferensi pers secara virtual pada Rabu (11/5/2022).

Lebih lanjut, Syahrul mengatakan yang tidak boleh dikonsumsi manusia pada tempat-tempat yang langsung terkena PMK, di antaranya organ-organ kaki yang harus diamputasi, jeroan, mulut, terkait bibir, dan lidah. 

Kemudian, Syahrul mengatakan meski daging hewan yang terkena penyakit kuku dan mulut atau PMK masih diperbolehkan untuk dikonsumsi, ia tidak ingin sapi yang kena PMK makin menyebar, apalagi ke daerah-daerah lainnya dan dikonsumsi semuanya oleh masyarakat.

Kendati demikian, pihaknya terus memantau Rumah Pemotongan Hewan atau RPH agar tidak sembarangan dalam mengolah hewan yang sudah terinfeksi PMK.

"Oleh karena itu penjualan liar dan lain-lain khususnya di daerah suspect yang ada ini bisa kita hindari bersama," kata Syahrul.

Syahrul juga meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang sudah menyerang sapi di Jatim dan Aceh. Ia mengklaim bahwa penyakit PMK tidak menular pada manusia.

“Oleh karena itu vaksin harus dibuat dan kita sepakat dengan para gubernur khususnya Jatim vaksin yang kita pakai adalah vaksin nasional,”kata Syahrul.

Syahrul mengatakan dalam membuat vaksin tersebut dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga langkah awal yang dilakukan adalah menghadirkan vaksin impor sembari menunggu kehadiran vaksin nasional.

“Kita perkirakan, kami upayakan 2 kali 14 hari karena imunitas dari virus ini seperti COVID 14 hari dan itu 2 kali kita lakukan, dan kita berharap sebelum 20 hari kita bisa usahakan ketemukan vaksin yang kita buat sendiri,” ujar Syahrul. (CR05)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT