JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Meski pemilihan presiden (Pilpres) masih akan berlangsung 2,5 tahun lagi, namun suhu politik nasional mulai memanas. Indikasi tersebut terlihat dari beredarnya video Presiden Jokowi yang menyindir Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh pasca pertemuan dengan Presiden PKS, Sohibul Iman.
Mengutip dari jakarta.poskota.co.id, video rekaman yang diduga beredar pada 2019 silam tersebut kembali viral di media sosial tiktok yang diupload akun @alam.s.sos.m.ap01.
Sindiran soal pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman disampaikan Jokowi saat membuka acara peringatan hari ulang tahun ke-55 Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, (6/11/2019) silam.
Jokowi mengatakan bahwa muka Surya tampak lebih cerah setelah bertemu dengan Sohibul, berbeda dari biasanya setelah bertemu Sohibul. Apalagi, Surya dan Sohibul saling merangkul dalam pertemuan itu. “Wajahnya cerah setelah beliau berangkulan dengan Pak Sohibul Iman,” kata dia.
Jokowi lalu mengatakan sebenarnya tak memahami makna rangkulan Surya dan Sohibul. Terlebih dia tak pernah menerima perlakuan serupa selama mengenal bos Media Group tersebut. “Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman,” kata dia.
Jokowi mengaku telah telah menanyakan perihal tersebut kepada Surya. Apalagi, Nasdem masuk di barisan pendukung pemerintah. Namun, Surya menyatakan baru akan menjawab pertanyaannya di lain waktu. “Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," ucapnya.
Tak lama, Surya Paloh mengomentari sindirian dari Jokowi. “Masa kalian enggak menangkap? Pak Jokowi itu punya sense of humor yang tinggi,” kata dia. Surya Paloh juga memastikam sindiral tersebut bukan sebuah peringatan untuk Nasdem. Karena itu, Surya tak bersedih hati dengan pernyataan Jokowi tersebut. “Ya kami tetap gembira lah,” kata dia.
Ia memastikan akan terus berkomunikasi dengan Jokowi setelah ini. Menurut dia, komunikasi dengan Jokowi cukup intens selama ini.
Seperti diketahui Partai Nasdem akan memilih calon presiden 2024 dalam rapat kerja nasional atau rakernas yang akan digelar pada 15-17 Juni 2022 di Jakarta.
Menurut peneliti CSIS Arya Fernandez menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat berpotensi diusung sebagai capres oleh Partai Nasdem. Setidaknya, ada empat indikator utama yang diperlukan partai pimpinan Surya Paloh ini. Yaitu, sosok dengan tren suara yang meningkat dan bisa diterima oleh parpol lain.
Meski rakernas Partai Nasdem ini belum berlangsung, tapi sejumlah nama yang akan diajukan sudah terdengar berseliweran, di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Bahkan, nama Menteri BUMN Erick Tohir selintas terdengar dalam beberapa perbincangan soal Nasdem.