ADVERTISEMENT

Hindari Polarisasi, Airlangga Jadi Kandidat Capres Paling Dipilih

Selasa, 10 Mei 2022 13:39 WIB

Share
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Ist)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA. CO.ID - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi kandidat calon presiden yang paling banyak dipilih responden dalam survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).

Dari sejumlah simulasi pertanyaan yang diberikan ke 2.150 responden, Airlangga selalu menempati urutan teratas.

Direktur Eksekutif LKPI Andri Gunawan menuturkan, dari simulasi nama-nama menteri dan ketua DPR yang diprediksi maju di Pilpres 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga dipilih sebanyak 38,8 persen.

Airlangga mengungguli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dipilih sebanyak 29,2 persen responden, disusul Ketua DPR Puan Maharani 9,2 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 2,9 persen, dan Menteri BUMN Erick Thohir dengan 2,1 persen.

Sementara, dari simulasi pertanyaan tertutup, nama Airlangga Hartarto juga muncul di urutan teratas calon presiden yang dipilih responden.

"Simulasi nama-nama yang tertulis di kuesioner, didapati Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dengan keterpilihan sebesar 18,4 persen, diikuti Prabowo Subianto 16,8 persen,” tutur Andri dalam keterangan, Selasa (10/5/2022).

Andri menambahkan, hasil survei soal capres pilihan responden ini menunjukkan mayoritas responden menghindari tokoh yang berpotensi memunculkan polarisasi di masyarakat jika diusung.

Nama-nama yang dinilai reponden berpotensi memunculkan polarisasi yakni Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Hal ini bisa dilihat yang memilih ketiga tokoh tersebut jika dijumlahkan sebanyak 29,9 persen, dan tokoh yang dianggap tidak berpotensi menciptakan polarisasi berjumlah 55,8 persen,” tegas Andri.

Menurut Andri, responden sudah kapok dengan Pilpres 2014 dan 2019 yang menimbulkan polarisasi di masyarakat dengan mengusung politik identitas.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT