ADVERTISEMENT

Waduh, Tradisi Mudik Ternyata Jadi Ancaman Besar Pencemaran Udara Terhadap Kota-kota Besar

Minggu, 8 Mei 2022 14:36 WIB

Share
Kondisi jalan jalur wisata Puncak pada sore hari macet total untuk kedua arah, wisatawan tetak saja menyerbu. (Foto: Panca)
Kondisi jalan jalur wisata Puncak pada sore hari macet total untuk kedua arah, wisatawan tetak saja menyerbu. (Foto: Panca)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Menurut Ahmad, Invisible killer membunuh (terutama CO) tanpa terlihat, tidak berbau dan membuai si calon korban dengan rasa kantuk yang kemudian tertidur dan tidak pernah bangun kembali. 

Keadaan CO dan parameter pencemar lainnya  menjadi invisible killer tentu perlu bebarapa kondisi yaitu tingkat, jenis, konsentrasi, ukuran dan komposisi kimiawi berbagai parameter pencemaran udara tersebut. 

"Akibat pencemaran itu, menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas yang berujung tidak saja benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan tetapi juga memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan serta barakibat kematian," jelasnya.

Untuk itu, lanjut Ahmad, solusi .encegah the Invisible Killer untuk mencegah terulangnya korban pemudik meninggal karena invisible killer, maka pertama, perlu diatur agar kemacetan selama prosesi perjalanan mudik dapat dicegah. 

"Kedua, para pemudik harus mempersiapkan diri untuk mengelola perjalanannya sehingga tidak melulu berada di dalam mobil dan sekitarnya ketika terjadi kemacetan yang panjang dan lama, melainkan harus keluar dari mobil dan menjauh dari posisi mobil (30 – 50 m) setelah terlebih dahulu mematikan mesin mobil," ucapnya. 

Lanjut, Ahmad mengatakan, untuk menghindari terik matahari atau hujan, tentu harus mempersiapkan payung, ponco, tenda portable dan lain-lain, ketika tidak didapati perumahan penduduk dan atau warung/restoran untuk berteduh dan beristirahat. 

Ketiga, lebih lanjut Ahmad menyarankan, kepada pemudik agar mempersiapkan makanan siap santap yang ringkas tetapi cukup gizi. Apapun cara terbaik adalah merencanakan perjalanan mudik secara lebih bijaksana misalnya menghindari penggunaan kendaraan pribadi dan lebih mengutamakan menggunakan angkutan umum masal (kereta api). 

"Jika tak bisa dielakkan untuk menggunakan kendaraan pribadi, maka rencanakan sebaik mungkin perjalanan mudik tersebut secara matang dengan membuat rencana rute yang diprediksi bisa terhindar dari kemacetan parah. Jika tidak memungkinkan, maka sebaiknya urungkan dan atau tunda perjalanan mudik Anda di lain kesempatan," tandas Ahmad. 

Sebagaimana diketahui sebelumnya, 17 orang meninggal dunia pada Mudik Lebaran 1437 H/2016, 11 orang di antaranya adalah dengan ciri-ciri akibat keracunan emisi CO (Carbon Monoxide), selain paparan parameter lain yang diemisikan kendaraan bermotor. Angka ini terlalu banyak. 

Mereka yang meninggal dunia ini bukan karena kejadian tabrakan, terguling, tertabrak dan atau kecelakaan benturan fisik kendaraan bermotor, tetapi meninggal dunia oleh pembunuh tak tampak (invisible killer) akibat terpapar emisi kendaraan yang terjebak kemacetan berjam-jam selama perjalanan Mudik Lebaran, terutama pintu keluar Tol Brebes (Brexit). (CR01)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT