ADVERTISEMENT

Libur Lebaran Bisnis Hotel di Indonesia Kembali Menggeliat

Minggu, 8 Mei 2022 23:45 WIB

Share
Industri Perhotelan di Indonesia Kembali bergeliat saat Lebaran. (foto: ist)
Industri Perhotelan di Indonesia Kembali bergeliat saat Lebaran. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seiring dengan semakin terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah telah melonggarkan peraturan pembatasan sosial. Pelonggaran aturan pembatasan ini menyebabkan aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat mulai berangsur normal. 

Hal tersebut terlihat dari sektor pariwisata, terutama perhotelan pada saat Lebaran yang mulai menggeliat.Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani menyebutkan sektor perhotelan pada tahun ini mulai membaik.

“Secara nasional, tingkat hunian mencapai sekitar 250.000 kamar,” terang Hariyadi di Jakarta, Minggu 8 Mei 2022.

Menurutnya, dibandingkan dengan kuartal I/2021 dengan tingkat okupansi hotel nasional hanya 20 persen saja, tingkat okupansi hotel nasional pada kuartal I/2022 mencapai 30–35 persen.

Hariyadi menyebutkan kontributor okupansi hotel terbesar pada kuartal I/2022 adalah Kota Bogor dan Kota Cirebon.

“Sejauh ini, tingkat okupansi tertinggi pada kuartal I/2022 adalah Kota Bogor dengan tingkat okupansi mencapai 70 persen. Demikian pula dengan Kota Cirebon,” imbuhnya.

Tingkat hunian hotel di Ibu Kota Negara dipastikan meningkat dengan adanya libur Lebaran. Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi DKI Jakarta, Sutrisno menyebutkan okupansi hotel yang cenderung menurun selama Ramadan akan meningkat pada hari libur Idulfitri.

“Untuk business hotel, okupansi tertinggi akan terjadi selama Oktober – Desember, karena banyak orang yang harus menyelesaikan pekerjaan pada akhir tahun. Sementara itu, untuk hotel keluarga lonjakan akan terjadi pada bulan Desember, bertepatan dengan libur akhir tahun,” papar Sutrisno.

Kendati okupansi hotel di Jakarta mengalami peningkatan, menurut Sutrisno, hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan harian rata-rata.

“Tingkat keterisian kamar hotel memang tinggi, tetapi karena pemberlakuan diskon dari pengelola hotel, pendapatan harian rata-rata tidak mengalami kenaikan,” jelasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT