Biarkan Anak Berselingkuh, Rumah Mertua yang Dibakar

Jumat 06 Mei 2022, 06:22 WIB
Kartun Nah Ini Dia: Biarkan Anak Berselingkuh Rumah Mertua yang Dibakar. (kartunis: poskota/ucha)

Kartun Nah Ini Dia: Biarkan Anak Berselingkuh Rumah Mertua yang Dibakar. (kartunis: poskota/ucha)

EMOSI Diding (35) sampai ubun-ubun. Istrinya yang selingkuh, mertua yang disalahkan. Alasannya, mertua melakukan pembiaran saat Sukaesih (30) punya PIL, padahal dia masih sah istri Diding. Karena mertua malah kabur saat Diding marah-marah, rumah pun jadi sasaran dibakar sampai ludes.

Mertua yang baik akan segera mengantarkan kembali pada suami, ketika anaknya purik (pergi tanpa pamit) ke rumah orang tua. Sebab bila terjadi pembiaran, kata Asmuni bisa terjadi hil-hil yang mustahal. Bisa saja di tempat orang tua si anak akan cari tokoh alternatif, gara-gara kesal sama suami. Banyak rumah tangga hanya seumur jagung karena pihak orang tua acuh tak acuh pada kemelut rumah tangga putrinya.

Rumah tangga Diding-Sukaesih warga Lemahsugih Kabupaten Majalengka (Jabar) berada di tubir jurang. Masalahnya sudah lebih dari enam bulan mereka pisah rumah, dalam arti Sukaesih purik ke rumah orang tuanya tanpa pamit pada suami.

Masalahnya klasik, terdampak Covid-19. Ketika penghasilan menurun gara-gara penurunan gaji di kantor tempatnya bekerja, Diding tak mampu bikin gebrakan ekonomi. Bisanya hanya gebrak meja manakala istri minta duit melulu.

“Memangnya gampang cari pekerjaan pengganti, saya tak di-PHK saja sudah untung, kok kamu tak bisa prihatin sedikit.” Kata Diding mengomeli istrinya.

Sukaesih tak menjawab, tapi dalam hati membela diri. Gaji tinggal 75 persen kok suruh prihatin terus. Kalau apa-apa “saya prihatin”, kesannya jadi seperti Presiden SBY dulu. Kalau “saya prihatin”-nya pejabat, ekonomi di rumah tetap stabil, lha kalau orang kecil macam Sukaesih, bisa apa?

Karena Diding tak mau berubah, Sukaesih langsung kembali ke rumah orang tuanya secara diam-diam, dengan membawa serta anaknya. Diding pernah menyusulnya untuk pulang, tapi istri tetap tidak mau.

Celakanya, mertua tidak mendorong istri untuk kembali ke rumah bersama Diding. Mereka hanya membiarkan saja atas ulah anaknya tersebut. Diding pun kembali tanpa bisa membawa serta istri dan anaknya.

Sukaesih ini tergolong cantik di kelasnya. Maka begitu tahu ada “aset” nganggur di rumah Pak Sundika (57) sejumlah lelaki mulai ngglibet untuk mendekati istri Diding ini. Lagi-lagi orang tua Sukaesih melakukan pembiaran. Bahkan ketika putrinya mulai “serius” dengan seorang lelaki, tak juga diingatkan bahwa STNK dan BPKB-nya masih atas nama Diding. Tentu saja Sukaesih menganggap orang tua merestui.

Di era milenial ini, dinding dan pohon pun bisa cerita ke mana-mana, sehingga ketika Sukaesih pacaran lagi, beritanya sampai ke Diding. Tentu saja dia jadi nyap-nyap, karena apapun alasannya Sukaesih masih istrinya yang sah, tak boleh ada pelimpahan aset ke pihak lain. Karenanya Diding langsung melabrak ke rumah mertua.

Ironisnya, dia ke rumah Pak Sundika sembari membawa celurit, sehingga kesannya merupakan ancaman. Maka ketika anak mantu datang tanpa unggah-ungguh (sopan santun), Pak Sundika dan istri langsung kabur lewat pintu belakang. Walhasil marah-marahnya Diding jadi seperti monolog-nya Butet Kertarajasa. “Mana Sukaesih Pak, suruh keluar dia!” ujar Diding sambil mengacung-acungkan celurit.

Berita Terkait
News Update