POSKOTA.CO.ID - Berlebaran adalah saat paling dinanti untuk bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat. Apalagi, setelah dua tahun mengalami pandemi Covid-19 yang membuat kita tidak bisa pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga.
Berlebaran selama dua hari, ditambah lagi libur panjang, dan bisa mudik untuk bertemu kerabat di kampung, pastinya tidak lepas dengan kebiasaan makan bersama.
Tentu menyenangkan bisa menikmati hidangan yang enak dan menarik. Tetapi, perlu diingat bahwa makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah dan berisiko terserang penyakit.
Bagi yang sudah memiliki penyakit penyerta dapat berpotensi memperparah kondisinya dan mengakibatkan kematian.
Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus mengatakan bahwa meningkatnya berat badan utamanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi.
Saat berlebaran biasanya tidak lepas dari opor ayam, gulai rendang, dan ketupat serta masih banyak lagi. Pun waktu bulan puasa banyak juga yang berbuka dengan menyantap makanan berminyak, banyak mengandung tepung, dan minuman manis.
Mengonsumsi kalori lebih tinggi dari yang tubuh butuhkan berpotensi membuat berat badan naik drastis. Misalnya saja, tubuh membutuhkan sekitar 2.000 kalori, jumlah tersebut bisa sekaligus ada dalam satu porsi hidangan Lebaran.
Saat euforia berlebaran dan liburan telah usai barulah terasa berat badan naik drastis dan tidak mudah turun dalam waktu cepat.
Tidak hanya kalori, makanan yang mengandung gula dalam santapan Lebaran, seperti kue kering dan minuman manis jika dikonsumsi sering dalam porsi banyak juga menjadi pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas terjadi lebih cepat serta mudah terserang penyakit diabetes.
Selain karena makanan tinggi kalori dan gula, penyebab berat badan naik dengan cepat juga bisa jadi karena kurang tidur dan kurang aktivitas fisik.
Saat mudik, seringnya kita kurang beristirahat dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai.