ADVERTISEMENT

Survei IPI: Gara-Gara Jokowi Tak Mampu Atasi Minyak Goreng, Elektabilitas PDIP Jeblok

Selasa, 26 April 2022 19:34 WIB

Share
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: FB PDIP).
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (Foto: FB PDIP).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jeblok gara-gara ketidakmampuan Presiden Jokowi mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng. Hal itu terungkap dalam survei terbaru dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI).

IPI merilis hasil penelitiannya itu berkaitan dengan elektabilitas partai politik bila pemilu dilakukan saat survei berlangsung.

Elektabilitas PDIP terbukti turun pada April 2022, dengan persentase 23,7 persen. Padahal, elektabilitas partai banteng ini sebelumnya berada di angka 26,8 persen. 

Direktur Eksekutif IPI, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan elektabilitas PDIP jeblok karena tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi turun drastis. Alasan paling utama adalah dalam kasus menyelesaikan kelangkaan minyak goreng.

"Approval rate Presiden Jokowi turun. Nah approval Presiden Jokowi turun itu yang paling terdampak biasanya adalah partai PDI Perjuangan dan datanya mengatakan demikian," kata Burhanuddin dalam rilis hasil surveinya, Selasa (26/4/2022).

Jika dirunut selama dua tahun terakhir atau sejak Februari 2020 hingga April 2022, Burhanuddin mengatakan elektabilitas PDIP adalah yang paling rendah.

"Jadi PDIP dulu pernah waktu itu diangkat 21 persen, 22 persen sebelum Pemilu 2019 dan memang hasil akhirnya akan sekitar 20 persen elektabilitas PDIP, tapi kami lihatnya tadi kan PDIP udah turun dibanding sebelum-sebelumnya," kata dia.

Adapun elektabilitas Partai Politik lainnya masih terpantau stabil. Partai Gerindra, misalnya, memperoleh angka 11,4 persen dan Partai Golkar 10,9 persen. Kemudian PKB 9,8 persen dan Demokrat 9,1 persen.

"Secara umum yang agak berkurang itu cuma PDIP. Gerindra sedikit turun tapi overall kalau kita setiap waktu itu ya kisaranya antara 11 persen sampai 15 persen dan 15 persen di bulan November 2021," kata Burhanuddin.

Metode survei yang dilakukan IPI menyasar hak pilih berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT