ADVERTISEMENT

Jika Pemimpin Tidak Taat Asas

Senin, 25 April 2022 07:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Demokrasi tanpa hukum bisa menjadi liar dan dimungkinkan menimbulkan anarki. Sebaliknya, hukum tanpa demokrasi menjadi zalim dan cenderung sewenang-wenang - Harmoko
 

Indonesia sebagai negara demokrasi merupakan sebuah pernyataan ideologis dan faktual yang tidak dapat lagi ditolak. Sejak negeri ini berdiri, Indonesia diproklamirkan sebagai negara merdeka berdasarkan demokrasi Pancasila. 

Rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan. Rakyat diberi hak yang sama dan setara dalam pengambilan keputusan. Itulah rumusan demokrasi sesungguhnya yang semestinya dijalankan dalam sistem pemerintahan di negara yang menganut demokrasi.

Pemilu langsung dalam pilpres, gubernur, bupati, walikota dan kepala desa merupakan wujud negara demokrasi, meski masih adanya sejumlah catatan dalam pelaksanaannya. Catatan perbaikan itulah yang hendaknya dijalankan, jika hendak memajukan demokrasi di negeri ini.

Menengok masa lalu, wajah demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi, politik, ideologi sesaat atau temporer.

Pada awal berdirinya Republik ini, demokrasi tidak dapat dijalankan secara baik karena dibayang-bayangi Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Kita ingat, revolusi fisik masih terjadi hingga tahun 1950, juga masih dominannya sentralisasi kekuasaan.

Kini, demokrasi kian maju dan berkembang menuju standar yang diharapkan. Tetapi tak dapat dipungkiri, kendala masih saja terjadi yang mengaburkan makna demokrasi itu sendiri.

Beda persepsi dan aspirasi adalah keniscayaan, beda pandangan tidak diharamkan, tetapi pengkotak-kotakan adanya gap politik yang kian mengkristal berdampak buruk melahirkan perpecahan. Meski pernyataan tak ada lagi 01 dan 02, yang ada hanyalah persatuan Indonesia, sudah digulirkan selesai pilpres tahun 2019, tetapi dampaknya masih tersisa di akar rumput yang berisikan kadrun dan cebong. 

Ditambah lagi, terbentuknya kubu pro dan kontra dalam menyikapi kebijakan pemerintah, kian dirasakan. Begitupun dalam merespons aspirasi baik yang disampaikan melalui diskusi maupun maraknya demonstrasi seperti yang terjadi belakangan ini.

Padahal fakta menghendaki demokrasi kekiniaan yang dibutuhkan, jika mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga memiliki kemampuan menjawab setiap tantangan dan masalah-masalah kebangsaan hari ini.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT