Sementara dilokasi yang sama, Desi (47) warga RT 16 mengaku sangat sedih atas kejadian ini.
Sebab, ia warga asli sini dan baru saja ingin merayakan lebaran pasca dihantam pandemi Covid-19.
"Sedih banget, satu kita kan mau lebaran bulan suci ini kita kan mau ngumpul terus karena ada ini serba sedih lah. Semuanya serba abis," ucap Desi.
Wati juga mengungkapkan untuk pemerintah khusunya Pemprov DKI agar memperhatikan kebutuhan sehari-hari warga disini seperti baju sekolah anaknya yang habis dilahap si jago merah.
"Yang kurang buat sehari-hari itu. Anak saya kan sekolah, Saya punya anak tiga yang satu sudah nikah, yang satu SMP yang satu SD tidak ada yang ke bawa bajunya baju sekolahnya," ucap Desi sembari bersedih.
Tak hanya itu, Desi pun meminta kepada pemerintah agar membangun rumah mereka yang ludes terbarkar.
"Mohon bantuannya untuk dibangun lagi rumah mereka masing-masing," tambahnya.
Diketahui, 39 rumah dan roko onderdil mobil di wilayah Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, ludes terbakar si jago merah pada, Minggu (24/3).
Diduga, pemicu kebakaran tersebut akibat arus pendek listrik.
Sebagai informasi, ada 76 kepala keluarga (KK) dengan total sebanyak 223 jiwa yang terkena dampak kebakaran yang kini ditempatkan di posko pengungsian.
Adapun posko pengungsian yang sudah disiapkan.
Seperti di lapangan gajah tunggal Jalan Batu Ceper VIII RT 05 RW 01, pos seketariat RW 01 Jalan Batu Ceper V RT 12 RW 01 dan Lapangan Bulu Tangkis sebagai posko utama di RT.16 RW.01. (cr01)