Mudik di Jalan Tol Bergelombang

Sabtu 23 Apr 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi, suasana gerbang tol Cikampek Utama, Jawa Barat, jelang musim mudik Lebaran. (foto: poskota/cr01)

Ilustrasi, suasana gerbang tol Cikampek Utama, Jawa Barat, jelang musim mudik Lebaran. (foto: poskota/cr01)

Oleh: Tatang Suherman, Wartawan Poskota

DALAM hitungan hari, umat Islam akan merayakan Idul Fitri. Dua pekan menjelang tibanya hari besar itu, warga dari kota-kota besar mulai meninggalkan tempat usaha, tempat kerja dan tempat tinggalnya.

Khususnya warga kota besar seperti Jakarta mulai meninggalkan Ibu Kota menuju kampung halaman masing-masing. Tujuan mereka adalah berlebaran atau merayakan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing.

Mudik lebaran di kampung halaman memiliki keunikan sendiri. Ada perasaan nikmat dan nyaman dibanding berlebaran di kota besar. Apalagi setelah dua tahun tertahan gara-gara covid-19, warga yang merindukan kampung halaman bisa memuaskan rasa hausnya untuk menikmati suasana Lebaran di kampung, tentunya setelah dua tahun "hilang".

Bagi yang memiliki kendaraan pribadi, jalan tol adalah jalur utama yang akan dilalui. Dengan melewati jalur tol, maka waktu tempuh bisa dipersingkat. Sayangnya mudik melalui tol, baik tol di pulau Jawa atau Sumatera secara umum kurang nyaman dilalui.

Dari penelusuran, tak sedikit pengguna jalan tol yang mengeluhkan kualitas jalan yang masih begitu-begitu saja. Para pengguna jalan tol harus ekstra waspada plus bersabar melewati jalan bebas hambatan itu lantaran kondisi jalan yang bergelombang.

Kondisi jalan tol sekarang ibarat ombak laut yang bergelombang. Salah satu contoh jalan tol Cikampek, Cipali dan Jalan tol Purbaleunyi. Jalan jalan itu umumnya sudah tidak nyaman dilalui. Selain banyak lubang juga "Garinjul" (istilah orang sunda) alias tidak rata.

Fakta bahwa jalan tol di Pulau Jawa dan Sumatera banyak yang bergelombang, bisa disimak dalam sebuah diskusi publik perlindungan konsumen beberapa waktu lalu. Dalam diskusi yang diadakan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), tercetus di mana beberapa konsumen mengeluhkan ruas jalan tol yang rusak meski tarifnya sudah naik.

Salah satu ruas tol yang dikeluhkan adalah tol JORR atau lingkar luar Jakarta. Di sana banyak titik jalan rusak. Coba juga jalan tol Cikampek dari KM 19 sampai ke Cipali atau masuk tol Purbaleunyi, para pengguna jalan pasti mengeluhkan kondisi jalan yang berombak atau bergelombang.

Di masa mudik sekarang, para pengguna jalan harus puas dengan kondisi jalan yang (maaf amburadul). Padahal kita tahu bahwa tarif tol tidak pernah turun. Tarif pasti selalu disesuaikan setiap periode.

Sayangnya pengelola jalan tol sepertinya tutup mata. Perbaikan hanya sebatas tambal sulam. Kenaikan tarif tol yang sejatinya untuk pemeliharaan kondisi jalan termasuk pemeliharaan kemulusan jalan tol, belum terasakan.

Memang biang kerok perusak jalan tol adalah truk yang overload muatan atau bisa juga karena kualitas jalan tolnya yang kurang bagus. Pertanyaannya, mengapa truk truk perusak jalan itu dibiarkan berlalu lalang di jalan tol? Harusnya secara simultan, perawatan jalan tol dibarengi dengan pembatasan ketat bagi truk truk bertonase berlebih.

Semoga saja, para pemudik yang melalui jalan berbayar inu bisa selamat sampai kampung halaman. Kendaraan yang digunakan tidak rusak gara-gara jalan berlubang atau berombak. Pulang dari kampung kembali ke kota besar tempat mencari nafkah juga selamat.

Lihat juga video “Waduh! Sebuah Truk Tangki Tabrak Portal Beton Batas Ketinggian”. (youtube/poskota tv)

Kepada pengelola jalan tol, seyogyanya dengan sigap dan cepat bisa memberbaiki jalan tol yang berlubang atau bergelombang. Berilah rasa aman dan nyaman bagi para pengguna jalan tol karena tokh mereka sudah bersedia membayar sesuai tarif yang sudah ditentukan. Tidak hanya waktu waktu mudik, pun setiap hari jalan tol yang mulus menjadi dambaan penikmat jalan tol. *

News Update