Oleh: Tatang Suherman, Wartawan Poskota
DALAM hitungan hari, umat Islam akan merayakan Idul Fitri. Dua pekan menjelang tibanya hari besar itu, warga dari kota-kota besar mulai meninggalkan tempat usaha, tempat kerja dan tempat tinggalnya.
Khususnya warga kota besar seperti Jakarta mulai meninggalkan Ibu Kota menuju kampung halaman masing-masing. Tujuan mereka adalah berlebaran atau merayakan Idul Fitri di kampung halaman masing-masing.
Mudik lebaran di kampung halaman memiliki keunikan sendiri. Ada perasaan nikmat dan nyaman dibanding berlebaran di kota besar. Apalagi setelah dua tahun tertahan gara-gara covid-19, warga yang merindukan kampung halaman bisa memuaskan rasa hausnya untuk menikmati suasana Lebaran di kampung, tentunya setelah dua tahun "hilang".
Bagi yang memiliki kendaraan pribadi, jalan tol adalah jalur utama yang akan dilalui. Dengan melewati jalur tol, maka waktu tempuh bisa dipersingkat. Sayangnya mudik melalui tol, baik tol di pulau Jawa atau Sumatera secara umum kurang nyaman dilalui.
Dari penelusuran, tak sedikit pengguna jalan tol yang mengeluhkan kualitas jalan yang masih begitu-begitu saja. Para pengguna jalan tol harus ekstra waspada plus bersabar melewati jalan bebas hambatan itu lantaran kondisi jalan yang bergelombang.
Kondisi jalan tol sekarang ibarat ombak laut yang bergelombang. Salah satu contoh jalan tol Cikampek, Cipali dan Jalan tol Purbaleunyi. Jalan jalan itu umumnya sudah tidak nyaman dilalui. Selain banyak lubang juga "Garinjul" (istilah orang sunda) alias tidak rata.
Fakta bahwa jalan tol di Pulau Jawa dan Sumatera banyak yang bergelombang, bisa disimak dalam sebuah diskusi publik perlindungan konsumen beberapa waktu lalu. Dalam diskusi yang diadakan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), tercetus di mana beberapa konsumen mengeluhkan ruas jalan tol yang rusak meski tarifnya sudah naik.
Salah satu ruas tol yang dikeluhkan adalah tol JORR atau lingkar luar Jakarta. Di sana banyak titik jalan rusak. Coba juga jalan tol Cikampek dari KM 19 sampai ke Cipali atau masuk tol Purbaleunyi, para pengguna jalan pasti mengeluhkan kondisi jalan yang berombak atau bergelombang.
Di masa mudik sekarang, para pengguna jalan harus puas dengan kondisi jalan yang (maaf amburadul). Padahal kita tahu bahwa tarif tol tidak pernah turun. Tarif pasti selalu disesuaikan setiap periode.
Sayangnya pengelola jalan tol sepertinya tutup mata. Perbaikan hanya sebatas tambal sulam. Kenaikan tarif tol yang sejatinya untuk pemeliharaan kondisi jalan termasuk pemeliharaan kemulusan jalan tol, belum terasakan.