MUDAH-mudahan Ibu Kita Kartini tersenyum bangga ketika kaum hawa sekarang sudah setara atau sederajat kedudukannya di dunia nyata. Mereka ada yang jadi menteri, perdana menteri, presiden, dan jadi pemimpin andal yang nggak kalah dengan pria.
Begitu kan kira-kira keinginan RA Kartini, agar wanita bisa sejajar dengan pria? Pokoknya bisa terjun di mana saja. Jadi pengusaha, jadi politikus juga oke?
Bukan seperti yang dirasakan pada zamannya, bahwa seorang wanita hanya bisa jadi ibu rumah tangga, yang manut pada suami. Ketika dia belum jadi istri orang, wanita pun harus patuh pada kedua orang tuanya dan tentu saja adat istiadat. Memang seharusnya anak patuh orang tua, tapi bukan pada kebebasan berpikir dan cita-citanya.
Tapi putri bupati di Jepara ini hatinya memberontak. Lalu dengan berjuang melalui tulisannya berupa surat yang disampaikan pada sahabatnya. Keinginan sang wanita muda yang pada waktu nggak mungkin, tapi sudah dicetuskan oleh Kartini. Buah pikirannya yang diterbitkan menjadi buku dengan judul, ’Habis Gelap Terbitlah Terang’ itu menggema di seluruh pelosok Tanah air, termasuk dunia.
Sejalan dengan waktu maka kehidupan wanita tidak lagi hanya sekitar kamar, kasur dan dapur. Pikiran dan ide serta cita-cita mereka bisa melambung jauh.
Begitulah keinginan Kartini. Tapi bukan sebaliknya,karena sudah boleh bebas lalu berbuat bebas semaunya. Wanita yang merasa cantik pasang badan untuk dijual kepada lelaki hidung belang, ada yang jadi bandar bikin prostitusi online. Ada yang buat konten porno dan dijual. Ada yang jualan narkoba. Ada yang juga jadi pimpinan kelompok kejahatan, bos perampok!
Lihat juga video “Viral! Pakai Uang Receh, Pengusaha Jembatan Perahu Ini Beli Mobil Pajero untuk Istri Terkasih”. (youtube/poskota tv)
Ah, bukan itu Mom! Cita-cita yang dimaksud adalah dimana wanita bisa lakukan kegiatan yang mulia, membangkitkan keadaan yang semula gelap bisa menjadi terang benderang, dari kehidupan yang miskin menjadi kaya, yang terbelakang bisa terdepan! Cita-cita berbudi luhur, murni dan tetap menjaga wanita sebagai kodratnya.
Jadi bukan sebaliknya menjerumuskan diri pada jurang kegelapan. Jangan sampai ‘habis terang menjadi gelap’! (massoes)