Amat, Bertahan Hidup di Bogor Dari Segelas Kopi Seduh.(panca)

Kuliner

Hidupi Istri dan Tiga Anak, Amat Sudah 7 Tahun Jajakan Kopi Seduh di Jalan Surya Kencana Bogor

Sabtu 16 Apr 2022, 14:11 WIB

BOGOR,  POSKOTA.CO.ID - Di tengah pesatnya perkembangan Kota Bogor, masih ada harapan dari seorang pria berusia separuh abad dari segelas kopi seduh.

Seiring berkembangnya waktu, para penjual kopi dengan kreatifitas dan harga yang tinggi pun bermunculan, bahkan tak sedikit Coffee Shop ternama pun turut serta hadir memeriahkan gemerlapnya Kota hujan ini.

Hal ini juga yang membuat para tukang kopi seduh sachet atau emperan mulai terpisahkan. Dari sekian banyaknya penjual kopi seduh, Amat adalah salah satu penjual kopi ternama di Jalan Surya Kencana, Kota Bogor.

Amat mengatakan, ia telah berjualan kopi seduh sachet selama tujuh tahun di Jalan Surya Kencana tersebut.

"Dulu awal saya jualan kopi itu, karena mulai tingginya harga rokok dan warung-warung swalayan mulai banyak disini," ungkapnya kepada Poskota, Sabtu (16/4/2022).

Pria berusia 52 tahun ini menjajahkan kopinya di jalan Surya Kencana sejak pukul delapan pagi hingga sepuluh malam di setiap harinya.

"Kalo bulan puasa gini, saya biasa keluar jam empat terus pulang menjelang sahur nanti," tutur pria asal Cirebon ini.

Ia mengaku, setiap harinya, ia mampu menjual 60 gelas kopi seduh dalam waktu lebih dari 12 jam tersebut.

"Saya punya untung dari satu gelas itu sekitar 1.500 rupiah, ya bersih-bersih dibawa pulang ke kontrakan 35 hingga 40 ribu," akunya.

Pria yang memiliki tiga anak ini, saat ini tinggal bersama pedagang lainnya di salah satu rumah di kisaran jalan surya kencana.

"Saya ikut ngontrak sama pedagang lainnya di dekat sini, satu kontrakan kita isi delapan orang, dengan patungan setiap orangnya perbulan bayar 150 ribu," jelasnya.

Hidup dirantau lebih dari 20 tahun, memaksa amat meninggalkan anak istrinya di Kampung halamannya.

"Anak istri saya tinggal di Cirebon, tinggal di rumah warisan orangtua sama keluarga besar saya," ujar Amat.

Kendati jauh dari keluarga, Amat mengaku, ia tak pernah lupa untuk mengirim sedikit jerih payahnya di Kota Bogor untuk turut dinikmati anak istrinya di Kampung.

"Sebulan sekali saya ikut transfer ke orang buat ngasih nafkah keluarga di Kampung, gak banyak emang yang bisa saya kasih, sebulan paling maksimal saya kirim 600 ribu," paparnya. (Panca)

Tags:
Hidupi Istridan Tiga AnakAmatSudah 7 TahunJajakanKopi Seduhdi Jalan Surya KencanaBogor

Administrator

Reporter

Administrator

Editor