Inilah idealnya ciri negara berlandaskan konstitusi dan demokrasi Pancasila yang wajib kita anut. Kita wujudkan bersama, jika kita hendak menegakkan demokrasi di negeri kita tercinta, kata Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Oleh sebab itu, aspirasi sangat dibutuhkan untuk menegakkan demokrasi. Tanpa ingin tahu aspirasi kita takkan tahu persis apa yang sebenarnya telah, sedang atau yang akan terjadi.
Ingat “Jaman iku owah gingsir” - Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah, tidak selamanya abadi.
“Mulo aja ngegungake kasugihan lan drajat ira, awit samangsa ana wolak waliking jaman ora ngisin – isini – Oleh karena itu jangan pernah mengagung-agungkan kekayaan dan derajat, agar sewaktu-waktu terjadi perubahan keadaan tidak akan menderita aib.
Lantas apa yang perlu kita perbuat, para elite? Ada pitutur luhur mengajarkan “Sukeng tyas yen den hita”. Dapat dimaknai bahwa pribadi yang berjiwa besar dan lapang dada adalah pribadi yang hatinya tidak sempit, yaitu pribadi yang bersedia menerima kebenaran yang datangnya dari siapapun.
Hendaknya berjiwa besar untuk bersedia menerima kritik, nasihat, saran maupun teguran. Kita semua bagian dari anak negeri, anak Ibu Pertiwi, saudara sebangsa dan setanah air, yang harus memiliki tanggung jawab bersama membangun negeri tercinta, Indonesia. (Azisoko*)