UKRAINA, POSKOTA.CO.ID - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson telah malakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pertemuan dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Ukraian.
Johnson mengatakan Inggris akan mengirimkan bantuan berupa 120 kendaraan lapis baja dan rudal anti-pesawat untuk mendukung Ukraina.
Kunjungan Johnson ke Kyiv tidak diumumkan sebelumnya, pertemuan tersebut diketahui ketika foto pertemuannya dengan Zelensky di-upload ke sosial media Twitter oleh kedutaan Ukraina di London.
At a handshake distance. @BorisJohnson and @ZelenskyyUa walked through the center of Kyiv and talked to ordinary Kyivans. This is what democracy looks like. This is what courage looks like. This is what true friendship between peoples and between nations looks like. pic.twitter.com/ZcdL6NqNp2
— Defence of Ukraine (@DefenceU) April 9, 2022
Dilansir dari bbc.com, seorang juru bicara Inggris, mengatakan “Perdana menteri telah malakukan perjalanan ke Ukriana untuk bertemu dengan Presiden Zelensky secara langsung, untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Ukriana.”
Johnson juga mengonfirmasi dukungan ekonomi lebih lanjut, dengan total jaminan pinjaman Inggris menjadi Rp12 triliun.
Dia menegaskan kembali bahwa Inggris dan negara-negara lain yang mendukung Ukraina akan memperketat sanksi ekonomi terhadap Rusia, termasuk terhada gas alam Rusia.
Mr Zelensky menyambut dukungan dari Inggris untuk negaranya dan mendesak sekutu Barat lainnya untuk mengintensifkan tekanan pada Moskow.
"Kita harus memberikan tekanan dalam bentuk sanksi. Sudah waktunya untuk memberlakukan embargo penuh pada sumber daya energi Rusia. Mereka harus meningkatkan jumlah senjata yang dipasok," katanya.
Kunjungan Johnson ke ibu kota Ukraina tersebut merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh anggota negara G7 selama konflik Rusia dengan Ukraina berlangsung.
Zelensky telah meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Rusia yang melakukan serangan rudal di stasiun Kramatorsk, yang dipenuhi wanita dan anak-anak yang mencoba melarikan diri dari daerah itu.
Rusia telah membantah bertanggung jawab atas serangan itu.