AS Menangkap Bos Yakuza yang Hendak Jual Rudal ke Myanmar

Sabtu 09 Apr 2022, 13:40 WIB
Takeshi Ebisawa sedang memegang peluncur roket selama pertemuan dengan agen DEA yang menyamar.(sumber foto: cnn)

Takeshi Ebisawa sedang memegang peluncur roket selama pertemuan dengan agen DEA yang menyamar.(sumber foto: cnn)

AMERIKA SERIKAT, POSKOTA.CO.ID - Kejaksaan Amerika Serikat telah menangkap pemimpin sindikat kejahatan Jepang atau biasanya disebut Yakuza atas tuduhan merencanakan untuk mendistribusikan obat-obatan terlarang di AS dan mencoba membeli senjata termasuk rudal buatan AS untuk kelompok di Myanmar dan Sri Langka.

Jaksa federal di Manhattan, New York mengatakan Takeshi Ebisawa yang mereka gambarakan sebagai bos Yakuza dan seorang rekannya setuju membeli senjata dan rudal untuk kelompok pemberontak di Myanmar.

Senjata-senjata itu dimaksudkan untuk melindungi pengiriman obat-obatan, Ebisawa juga berencana mendistribusikan obat-obatan terlarang di AS.

“Narkoba itu ditunjukan untuk jalan-jalan New York dan pengiriman senjata dimaksudkan untuk faksi-faksi di negara-negara yang tidak stabi,” kata Damian Williams, jaksa AS untuk distrik New York. Dilansir dari Aljazeera, Sabtu (9/3/20220).

 

Ebisawa berencana unutk membeli senjata otomatis, roket senapan mesin, rudal untuk United Wa State Army (UWSA) asal Thailand, kelompok etnis bersenjata di daerah perbatasan negaranya dengan China. Dirinya juga menjual ke serta dua kelompok bersenjata lainnya di Myanmar.

Pada 3 Februari tahun lalu, Ebisawa dan rekannya melakukan perjalanan Kopenhagen, Denmark di mana agen DEA yang menyamar dan dua petugas polisi Denmark menunjukkan kepada mereka serangkaian senjata militer AS yang seolah-olah untuk dijual, termasuk senapan mesin dan roket anti-tank.

“Kami menuduh Tuan Ebisawa dan rekan konsipratornya menengahi kesepakatan dengan agen DEA yang menyamar untuk membeli persenjataan berat dan menjual obat-obatan terlarang dalam jumlah besar," kata Departemen Kehakiman.

Selama penyelidikan, Ebisawa mengatakan kepada agen DEA yang menyamar bahwa Jullanan, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Thailand, adalah seorang jenderal angkatan udara Thailand dan bahwa Rukrasaranee adalah seorang pensiunan perwira militer Thailand, menurut dakwaan.

***

Berita Terkait
News Update