SENIN, 28 Maret 2022, ratusan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia unjuk rasa di bagian selatan Jalan Merdeka Barat, Jakarta. Mereka mengecam keras keinginan pihak tertentu untuk menjadikan Jokowi jadi presiden tiga periode.
Para pengunjuk rasa hanya bisa unjuk rasa di ujung selatan Jalan Merdeka Barat. Padahal mereka ingin berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Gerak mereka untuk unjuk rasa di depan istana dihadang pasukan polisi dengan kendaraan lapis baja dan pagar kawat berduri.
“Ini masa pemerintahan yang bersemboyan demokrasi big data, jadi kami mahasiswa dilarang unjuk rasa di depan istana bos dungu, “ komentar seorang mahasiswa yang kesal karena dilarang unjuk rasa di depan istana.
Dengan penuh aksen jenaka, sang mahasiswa mengatakan, “big data itu kalau disingkat bd. Singkatan bd itu, kalau dipanjangin lagi bisa jadi bos dungu atau bos dongok. Kami di sini yang berunjuk rasa menghadapi rejim bd-bd.” Sang mahasiswa yang berdiri di dekat patung kuda itu banyak mengeluarkan kata-kata sinis penuh jenaka tentang rejim saat ini.

Ilustrasi. (ucha)
Sehari kemudian, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, diselenggarakan pertemuan ribuan kepala desa dari seluruh Indonesia. Suasananya tentu mewah. Kepada para kepala desa berseragam putih, Jokowi bicara soal pemanfaatan dan realisasi dana desa sebesar Rp 468 triliun. Pokoknya di tempat ini dikumandangkan uang triliunan rupiah.
Bersamaan dengan seruan uang 468 trilun rupiah itu terdengar pula pernyataan dukungan pemerintahan tiga periode. Soal seruan dukungan presiden tiga periode ini saya minta pendapat dan komentar dari mahasiswa yang saya jumpai di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, sehari sebelumnya.
“Para pendukung presiden tiga periode ini tentu tidak ingat atau hilang ingatannya tentang pernyataan Jokowi hari Senin 2 Desember 2019 lalu. Jokowi bilang, yang ngomong presiden tiga periode artinya ingin menampar muka saya (Jokowi),” kata mahasiswa itu lewat telepon.
Itu artinya, kata mahasiswa itu, acara para kepala desa di GBK itu bisa diberi judul “menampar muka presiden rame-rame”. “Inilah akibat dari ulah bd-bd,” ujar sang mahasiswa sambil berkata lagi,” salam sehat yang bung bos “. (ciamik)