Ucapan Jokowi Soal 'Taati Konstitusi' Dinilai Bermakna Ganda 

Jumat 01 Apr 2022, 10:32 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Twitter/Jokowi)

Presiden Jokowi. (Foto: Twitter/Jokowi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal mentaati konstitusi atas respons permintaan 3 periode jabatannya adalah pernyataan bermakna ganda.

Dia menjelaskan, ajakan taat konstitusi itu bisa ditafsirkan yang berlaku saat ini. Kalau ini tafsirnya, maka sudah tertutup untuk presiden tiga periode.

"Tetapi, taat konstitusi bisa juga ditafsirkan mengikuti setelah diamandemen. Kalau ini tafsirnya, maka pelaksanaan presiden tiga periode juga taat konstitusi," kata Jamil kepada Poskota, Jumat (1/3/2022).

Menurut Jamil, pernyataan Jokowi itu memberi ruang kepada elite untuk terus mendesak MPR melakukan amandemen konstitusi. Para elit yang ada di belakang layar akan semakin intens memobilisasi masyarakat untuk mendesak MPR mengamandemen UUD 1945.

Nantinya, kata Jamil, Berbagai elemen masyarakat diciptakan untuk menyuarakan presiden tiga periode.

"Pernyataan berupa kebulatan tekad seperti itu akan terus digaungkan untuk menekan MPR melakukan amandemen UUD 1945. Kebulatan tekad  itu dirancang seolah-olah murni kehendak masyarakat," jelasnya.

Dia mengatakan para elit yang berada dibalik layar itu akan menggunakan suara kebulatan tekad itu sebagai dasar mendesak MPR melakulan amandemen konstitusi. MPR akan dikondisikan hingga tak berdaya sehingga tak ada dasar lagi bagi MPR menolak amandemen.

"Pola itu sudah dirancang lama. Tahun ini akan dimaksimalkan hingga tujuan amandemen UUD 1945 dapat terwujud. Sebab, kalau tahun ini tidak berhasil, maka peluang amandemen konstitusi akan sulit terealisasi. Itu artinya, presiden tiga periode akan gagal," kata Jamil.

Jamil mengatakan upaya para elit itu harus dilawan. Semua anak bangsa yang pro demokrasi harus merapatkan barisan menolak penundaan pemilu atau presiden tiga periode.

"Mereka pantas dilawan karena penghianat reformasi. Mereka ini tak pantas diberi kekuasaan lebih lama lagi karena akan menghalalkan semua cara. Negara dalam bahaya bila mereka terus berkuasa," pungkasnya.(*)

Berita Terkait

News Update