ADVERTISEMENT

Usai Migor, Terbitlah Solar

Kamis, 31 Maret 2022 06:00 WIB

Share
Dam truk isi bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)
Dam truk isi bahan bakar untuk SPBU ilustrasi. (dok. migas.esdm.go.id)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Fernando Toga, wartawan Pos Kota

BELUM usai kisruh kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng, kini masyarakat Indonesia harus dipusingkan dengan langkanya bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sejumlah wilayah.

Sejak pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET), peredaran minyak goreng di berbagai retail langsung menghilang dari permukaan. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng yang biasanya mudah ditemui diberbagai retail.

Namun saat pemerintah mencabut penerapan HET, seketika itu stok berbagai produk minyak goreng langsung banyak tersedia di retail, tapi dengan harga yang fantastis yakni dari Rp14.000 perliter, kini menjadi Rp24.000 perliter.

Kini, beban masyarakat kembali bertambah berat lantaran kelangkaan solar mulai terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Kelangkaan solar tersebut dikhawatirkan berdampak pada kenaikan harga barang dan bahan kebutuhan pokok menjelang bulan ramadhan karena terhambatnya distribusi logistik.

Saat ini, keterlambatan pengiriman barang telah terjadi di wilayah Sumatera dan dikhawatirkan dapat merembet ke wilayah lainnya, termasuk Pulau Jawa.

Keterlambatan itu terjadi karena kendaraan pengangkut logistik harus mengantre berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mendapatkan solar bersubsidi. Padahal, kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan biasanya meningkat.

Penjualan solar bersubsidi seharusnya diberikan kepada kendaraan umum dan angkutan jalan. Namun saat ini masih banyak ditemukan penjualan kepada industri.

Untuk itu pemerintah diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut agar kelangkaan solar tidak berlarut-larut, sehingga tidak mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. (***)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT