ADVERTISEMENT

Ojo Waton Ngomong, Yen Ngomong Sing Gawe Maton

Kamis, 31 Maret 2022 07:26 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pitutur luhur mengajarkan “Ojo mung waton ngomong” - jangan asal bicara yang tak jelas juntrungannya, ngalor ngidul nggak karuan.

Kalaulah tidak paham lebih baik diam mendengarkan kehendak rakyat. Beri penjelasan jika rakyat membutuhkan pencerahan untuk mengurai masalah, bukan menambah rumit masalah. Bukan pula mencari – cari alasan untuk mendulang dukungan demi pembenaran sebuah kebijakan.

"Yen ngomong sing gawe maton"  - kalau bicara yang mendasar. Selain memperhatikan etika, tata krama, sopan santun, adat dan budaya, juga cukup kuat alasannya dan sangat mendasar pijakannya. Kiranya lebih elok, menggunakan perkataan untuk mengajari diri sendiri, bukan memaksakan kehendak kepada orang lain. Agama apapun mengajarkan untuk senantiasa menjaga lisan demi menebar kebaikan, bukan keburukan. Menciptakan ketenangan, kerukunan dan keharmonisan demi memantapkan persatuan dan kesatuan.

Jagalah lisan. Bukankah ” Ajining diri saka pucuke lathi, ajining raga saka busana” – Harga diri seseorang tergantung dari ucapannya dan kemampuan menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi.

Dituntut keteladanan para elite, para pemimpin negeri dalam menata “lathi” dan memperagakan kepatutan  “busana” di mana saja, kapan saja, dalam situasi apa saja. Begitu juga dalam menggunakan kemampuannya, kekuasaannya, dan kewenangan yang melekat pada dirinya.  (Azisoko*)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT