JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. menyebut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seperti perdana menteri. Hal ini lantaran urusan yang dipegang Luhut terlalu gemuk hingga melampaui tupoksinya.
"Saya amati peran Menko Marves (Luhut) dalam kabinet Jokowi seperti perdana menteri sehingga diam-diam ada pergeseran sistem ketatanegaraan," kata Benny dalam cuitannya, kemarin (30/3/2022).
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan penilaian Benny K Harman terhadap Luhut itu ada benarnya.
"Luhut selama menjadi Menko Madves terlihat memang banyak melaksanakan tugas yang bukan tugas dan fungsinya (tupoksi). Hal itu terjadi karena Presiden banyak menugaskan Luhut yang bukan tupoksinya," kata Jamil kepada Poskota, Kamis (31/3/2022).
Jamil mencontohkan saat Luhut menjadi Koordinator Penanganan Pandemi Covid-19 se Jawa dan Bali. Tugas itu diserahkan sepenuhnya kepada Luhut.
Akibatnya, Luhut banyak menangani terkait pandemi Covid-19, yang pernyataannya kadangkala banyak menyerempet ke masalah kesehatan.
"Luhut masuk hampir ke semua bidang. Padahal secara formal ia hanya Menko Marves, yang bidang kerjanya sudah jelas diatur dalam perundangan," jelas Jamil.
"Karena Luhut masuk hampir ke semua bidang, maka secara fungsional ia dinilai sudah melaksanakan tupoksi perdana menteri," imbuhnya.
Banyaknya urusan pemerintahan itu yang menyebabkan banyak pihak menilai Luhut seperti melaksanakan peran perdana menteri. Menurut Jamil, hal itu tentu tidak baik karena berdampak terhadap kepemimpinan presiden.
"Peran besar Luhut dalam kabinet Presiden Jokowi tentu dapat berdampak pada turunnya wibawa presiden di mata masyarakat," kata Jamil.
Selain itu, kata Jamil, peran Luhut yang besar juga dapat mempengaruhi soliditas kabinet. Para menteri yang tupoksinya dimasuki Luhut, tentu sulit menerimanya. Hanya saja, para menteri itu tidak menunjukkan ketidaksukaannya secara frontal.