MEMANG tak bisa digeneralisir, tapi istri pelaut atau ABK memang sering ditinggal suami dalam waktu lama, termasuk Ny. Neny (41) ASN di Ponorogo (Jatim). Dia juga mengalami hal serupa. Karena kesepian, dia ada main dengan tetangga, sehingga suami pulang sekedar untuk lapor ke polisi.
Pepatah lama mengatakan, jika takut dilembur pasang, jangan berumah di tepi pantai. Artinya adalah, jika tahu resikonya sebuah jabatan, kalau takut jangan coba-coba menjalaninya. Profesi pelaut juga seperti itu. Dia terpaksa lebih banyak di tengah samodra, ketimbang berada di tengah-tengah keluarga. Soalnya, belum ada perusahaan pelayaran mengizinkan ABK-nya bawa istri masing-masing untuk ikut berlayar. Konsekuensinya, banyak istri yang kesepian.
Ny. Neny yang bekerja di Pemkab Ponorogo, sebenarnya sudah lama menjalani ujian semacam itu. Sebab dia menikah dengan Parwoto, 46, sebelas tahun lalu, berarti sudah lulus cumlaude sebagai ibu rumahtangga. Selama satu dekade menjadi bini pelaut, rumahtangganya aman-aman saja. Dua anak yang telah lahir sebagai buah perkawinan, bukti bahwa selama ini rumahtangganya normal tanpa kendala.
Godaan atas rumatangga Parwoto-Neny memang baru datang belakangan. Itupun saking pinternya sang penggoda, Maryono, 46. Maklum sama-sama satu kantor di Pemda, jadi peluang ketemu selalu terbuka, dan kemudian barulah buka-bukaan. Walhasil, ketika suami di laut digoyang ombak laut, di rumah istrinya digoyang oleh pegawai Pemda.
Ketika skandal terjadi, sama sekali Parwoto tidak tahu. Dia baru terkaget-kaget ketika dikirimi video penggerebekan, ketika Neny – Maryono berbuat mesum di rumahnya. Tapi dalam penggerebekan itu baik Neny maupun Maryono mengakui bahwa sudah kawin siri. Lho, kok bisa? Kan Neny masih punya suami yang jadi pelaut. Bagaimana itu Pak Kiainya, kok berani menikahkan wanita yang masih punya suami. Secara tak langsung Neny kan jadi poliandri.
Parwoto tahu sendiri lewat WA, ketika kapalnya sampai ke Turki. Dia segera terbang dari Ankara-Jakarta, dan dilanjutkan Jakarta – Adi Sumarmo (Solo). Tiba di rumah Tonatan Ponorogo, rumah sudah kosong karena istri sudah diboyong suami barunya ke tempat lain. Parwoto segera melapor ke Polres Ponorogo dengan membawa barang bukti rekaman video. Bukti yang sama juga dibawa ke Pemkab Ponorogo, minta pertanggungan jawab Maryono yang telah berani menikahi istri orang.
Kalau nikahnya resmi di KUA, pasti takkan terjadi akad nikah itu. (GTS)