"Oleh karena itu, saya ingin menjadikan Gedung Perfilman menjaga marwah itu. Ini sejalan dengan apa yang kita perjuangkan selama 3 tahun untuk gelar Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail menjadi pahlawan nasional pada 2021," sambungnya.
Melengkapi gelar pahlawan tersebut panitia HFN juga menggagas pembangunan Situs Peringatan Hari Film Nasional yang pelaksanaan Peletakan Batu Pertama di halaman Gedung PPHUI diselenggarakan pada 30 Maret 2022 pukul 13.00 WIB.
Pembangunan situs dimaksudkan sebagai pengingat bagi generasi muda, para sineas muda dan kaum milenial, agar tidak kehilangan jati dirinya bahwa mereka adalah kelanjutan dari apa yang dilakukan para sineas sebelumnya.
“Monumen ini untuuk mengingatkan bahwa Hari Film Nasional, diambil dari sejarah perfilman, yakni hari pertama syuting film Darah dan Doa di Jalan Braga pada 1950. Kebetulan perjuangan untuk menjadi hari film diperingati pada 30 Maret 1950 juga berangkat dari Gedung Perfilman ini," jelas Sonny.
"Apalagi sekarang adanya perubahan digitalisasi, supaya tidak menghilangkan makna atau memutus sejarah perfilman itu sendiri," ujar Sonny.
Selama tiga hari HFN 2022 akan diisi dengan serangkaian kegiatan, diantaranya diskusi film, apresiasi film, pemutaran film dan masih banyak lagi.
Sonny memisalkan pada 28 Maret 2022, ada pemutaran film Enam Jam di Djogja, garapan sutradara Usmar Ismail pada 1951.
"Ketika itu belum ada intervensi politik dari pihak manapun,” ujar Sonny yang menginginkan Gedung PPHUI sebagai tempat arsip sejarah perfilman.
Menurut Sonny, Gedung PPHUI merupakan satu-satunya situs sejarah perfilman yang masih berdiri tegak dikelola oleh swasta mandiri, yakni Yayasan Pusat Perfilman bersana masyarakat perfilman.
"Saya sebagai pimpinan Yayasan Pusat Perfilman ingin menjadikan Gedung Perfilman ini sebagai pagar budaya perfilman. Saya ingin menjaga perfilman Indonesia di tengah infiltrasi budaya dari luar," pungkasnya. (*/irda)