ADVERTISEMENT
Minggu, 27 Maret 2022 15:21 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo menyesalkan adanya drama pemecatan Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putrantomo oleh IDI, yang semestinya menjadi ranah privat organisasi diduga dengan kesengajaan di viral kan ke ranah publik.
Dan publik di ajak pro dan kontra sehingga menjadi energi negatip bagi pelayanan kesehatan nasional apalagi di era perang melawan pandemi sehingga pantas dipertanyakan motip viralnya di masyarakat.
"IDI adalah organisai profesi yang telah lahir memiliki sejarah panjang dengan banyak prestasi dan pengabdian kepada kesehatan negara, namun konflik berkepanjangan membuaat masyarakat jengah,” ucap politisi PDPI ini, Minggu (27/3/2022).
“Terlebih adanya dokter yang pro dan kontra terhadap substansi di persoalkan IDI, dan banyak masyarakat yang mendukung temuan temuan kedokteran semacam ini sehingga menjadikan IDI diduga lebih terlihat pada persoalan personal," lanjut Rahmad.
Ia menyebut cukup disayangkan deretan panjang prestasi IDI buat masyarakat, namun terbelah pro dan kontra terhadap pemecatan ini di bawa ke ranah publik semestinya IDI lebih fokus kepada bagaimana berpikir. Memenuhi kekurang dokter umum dan dokter spesialis dan bagaimana pemerataan praktek dokter di Indonesia.
"Konflik ini sebagai momentum untuk mendorong percepatan amandemen UU praktek kedokteran dengan penyempurnaan menyeluruh bagaimana pemerataan praktek kedokteran di Indonesia, perlindungan inovasi penelitian dokter dan perlu tidaknya organisasi tunggal profesi kedokteran sesuai amanah kontitusi kebebasan berserikat," ucapnya.
Rahamd menegaskan, antaranIDI dan dr Terawan beserta angota lainya adalah aset nasional, Untuk menghakiri konflik IDI dan dr Terawan demi pelayanan kesehatan masyarakat kita dorong agar adanya penyelesaian yg bermartabat dan kekeluargaan melalui adanya mediasi antara dr Terawan dengan IDI.
"Dan selama IDI masih sebagai wadah tunggal sebelum di amandeman UU praktek kedokteran IDI hendaknya kita dorong menyelesaikan persoalan dengan mengedepankan pembinaan, komunikasi dan cara cara yang elegan dan tidak mengajak masyarakat untuk turut berpolemek terhadap persoalan organisasi," tutup Rahmad Handoyo. (rizal)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT