Bukan menggunakan “aji mumpung”, memanfaatkan jabatannya dengan menumpuk investasi sebagai modal pemilu dan pilpres tahun 2024. Pembiaran terhadap penyimpangan, sekecil apapun akan merapuhkan kinerja kabinet. Itulah perlunya pengendalian dari Presiden selaku penguasa kabinet untuk terus mengevaluasi kinerja para menteri, dengan mengacu kepada kehendak dan kebutuhan rakyat.
Siapapun yang diganti dan diangkat menjadi menteri, rakyat tidak akan mempersoalkan, asalkan membawa kemajuan guna mewujudkan cita-cita negeri yang adil dan makmur, berkeadilan sosial, berdaulat, beradab dan berketuhanan.
Siapa pun pejabat negeri, termasuk anggota kabinet, hendaknya tetap amanah. Jangan menyombongkan, mengandalkan, apalagi sampai menggadaikan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri dan koleganya.
Lihat juga video “BREAKING NEWS! Pesawat China, Boeing 737 dengan 133 Penumpang Jatuh di Pegunungan”. (youtube/poskota tv)
Mari kita rawat dan pelihara kekuasaan untuk kebaikan, bukan mengumbar kekuasaan demi memuasi ambisi pribadi.
Jangan pula berwibawa karena kekuasaan, tetapi hendaknya berkuasa karena citra diri sebagaimana pitutur luhur “Digdaya tanpa aji” ( sakti tanpa azimat) yang dapat diartikan kekuasaan tercipta karena citra dan wibawa seseorang, karena perkataannya, sikap dan perbuatannya membuat orang lain menghargainya. (Azisoko*)