Wow! Implan Microchip di Otak Mampu Membuat Orang yang Lumpuh Total Bisa Berkomunikasi

Rabu 23 Mar 2022, 22:28 WIB
Illustrasi pasien lumpuh total (Foto: Pexels/Rodnae Production)

Illustrasi pasien lumpuh total (Foto: Pexels/Rodnae Production)

JERMAN, POSKOTA.CO.ID – Sebuah penelitian menunjukan bahwa implan microchip di otak mampu membuat orang yang lumpuh total bisa berkomunikasi.

Seorang pria lumpuh total yang menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) sekarang dapat berkomunikasi dengan keluarganya setelah menerima implan microchip di otaknya.

Ini adalah pertama kalinya orang yang benar-benar lumpuh dapat berkomunikasi dalam kalimat penuh. Meski lumpuh, pria tersebut sadar dan mampu secara kognitif.

Hal ini diungkapkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications minggu ini. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Ujwal Chaudhary dan Niels Birbaumer.

 

“Orang-orang benar-benar meragukan apakah ini mungkin,” kata Mariska Vansteensel, seorang peneliti di University Medical Center Utrecht, Belanda, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dikutip dari Al-Jazeera pada Rabu (23/3/2022).

Sebelumnya, Seorang pria Jerman yang tidak dikenal , usia 36 tahun, didiagnosis dengan ALS. penyakit sistem saraf progresif langka yang menyebabkan hilangnya kontrol otot, pada tahun 2015.

Ketika pasien ALS tidak dapat lagi berbicara, mereka dapat menggunakan alat pelacak mata untuk memilih huruf di layar. Kemudian dalam perkembangan penyakit, mereka dapat menjawab pertanyaan ya atau tidak dengan gerakan mata yang halus.

Petugas medis menanamkan dua microchip, masing-masing berukuran sekitar 1,5 mm, di korteks motorik pasien. Korteks motorik adalah wilayah di bagian atas otak manusia yang bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan.

Peneliti kemudian melatih pria tersebut untuk membayangkan gerakan fisik. Mereka mengambil langkah ini untuk mencoba dan mendapatkan sinyal yang dapat diandalkan dari otak.

Mereka kemudian akan mencoba menerjemahkan sinyal ini menjadi semacam perintah. Ini telah berhasil dalam studi sebelumnya tetapi tidak dalam studi ini.

 

Lalu pada penelitian selanjutnya, Peneliti Ujwal Chaudhary dan Niels Birbaumer kemudian mencoba neurofeedback. Ini adalah di mana seseorang diperlihatkan aktivitas otak mereka secara real time sehingga mereka dapat belajar bagaimana mengontrolnya.

Ketika elektroda yang ditanamkan di otak pria itu merekam peningkatan aktivitas, komputer akan memutar nada audio yang meningkat. Penurunan aktivitas otak akan memainkan nada menurun.

Pare peneliti kemudian mengungkap dalam dua hari, pria itu belajar mengendalikan frekuensi nada

Sebelum kondisinya berkembang, anggota keluarga akan mengangkat kotak surat dengan latar belakang empat warna. Anggota keluarga akan menunjuk ke setiap bagian dan baris warna, dan menafsirkan setiap gerakan mata sebagai "ya".

Para peneliti memperkenalkan perangkat lunak untuk meniru teknik ini. Pria itu akan mendengar kata-kata warna. Misalnya "kuning" atau "biru" untuk memilih blok huruf yang akan dipilih.

Dia kemudian akan memainkan huruf individu dan menggunakan nada naik atau turun untuk memilih atau mengabaikan masing-masing. Dengan cara ini pria itu belajar mengomunikasikan seluruh kalimat, kata para peneliti.

“ini bekerja dengan sangat mudah,” kata pria itu, menurut situs MIT Technology Review.

 

Dibutuhkan sekitar satu menit bagi pria itu untuk memilih setiap huruf.

“Berkali-kali, saya bersamanya sampai tengah malam, atau lewat tengah malam, Kata terakhir selalu 'bir',” kata Chaudhary.

Jaimie Henderson, seorang ahli bedah saraf di Universitas Stanford yang tidak terlibat dalam penelitian itu, menyebut penelitian itu sangat luar biasa.

“Bagi saya itu terobosan luar biasa dan jelas cukup berarti bagi peserta penelitian,” kata Henderson terkait penelitian implant microchip di otak yang mampu membuat orang lumpuh total berkomunikasi. (Firas)

Berita Terkait
News Update