JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar Tata Hukum Negara Refly Harun menilai Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri tak memiliki empati kepada masyarakat disaat mereka susah akibat kelangkaan dan mahalnya minyak goreng.
Refly menyampaikan hal tersebut menyusul kegelisahan Megawati yang menyebut ibu-ibu seperti tak punya jalan lain selain menggoreng disaat minyak goreng mahal. Megawati mengatakan ibu-ibu seharusnya mampu mencari alternatif lain seperti merebus atau merujak.
“Apa tak ada cara merebus atau mengukus atau membuat seperti rujak. Itu menu Indonesia, lho. Kok, malah jelimet begitu?” ujar Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas”, Jumat (18/3/2022) lalu.
Refly menilai pernyataan Megawati itu tak berempati. Dia menjelaskan berempati merupakan cara untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat yang kesusahan akibat kelangkaan dan harga tinggi minyak goreng.
“Coba bayangkan kita dalam posisi ibu-ibu itu, dalam posisi rezeki kadang ada kadang tidak. Ada persoalan riil di masyarakat yang tak mudah diselesaikan,” ujar Refly dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (21/3/2022).
Refly menilai ada beberapa lapisan masyarakat yang tak tahu bagaimana susahnya hidup sampai harus berutang.
“Jangan salah, utang itu sudah menjadi kebiasaan di lingkungan teman-teman saya. Mereka suatu hari bisa dapat belasan juta, tetap bisa juga enggak punya rezeki sama sekali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly mengatakan bahwa simpati dan empati tak mudah untuk dimiliki oleh seseorang, apalagi kalau sudah menjadi pejabat dari lahir.
“Mereka tak pernah merasakan susah, mungkin susah secara politik, tetapi tentu secara ekonomi tak susah,” kata Refly.(*)