ADVERTISEMENT

Solusi Menangani Perubahan Iklim, Pimpinan BKSAP Gaungkan Hari Nyepi di Sidang IPU

Senin, 21 Maret 2022 10:48 WIB

Share
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana. (foto: ist)
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sidang ke-144 Inter Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua, Bali, 20-24 Maret 2022, mengusung tema 'Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change’.

Isu perubahan iklim diambil sebagai tema besar yang akan dibahas karena menyangkut kelangsungan hidup dan keselamatan dunia.

Terkait itu, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana mengatakan kearifan lokal perayaan Hari Nyepi di Bali merupakan salah satu solusi untuk menjawab dalam menghadapi tantangan global menyangkut perubahan iklim. Karenanya, kearifan lokal ini akan digaungkan dalam Sidang IPU yang dihadiri 155 negara.

Di Bali, kata dia, sebetulnya memiliki kearifan lokal yang bisa memberikan kontribusi atau menjawab tantangan global untuk menghadapi isu perubahan iklim yang berhubungan dengan lingkungan. Sebab, Bali memiliki filosofi Tri Hita Karana yakni hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Sang Pencipta.

"Konsep Tri Hita Karana yang berhubungan dengan Hari Nyepi, bahwa itu korelasinya ke earth hour. Kalau itu (earth hour) kan hanya jam saja. Kalau Hari Nyepi di Bali kan 24 jam, artinya itu suatu gagasan yang luar biasa," kata Putu Rudana di Nusa Dua Bali, Minggu malam, 20 Maret 2022.

Selain perayaan Hari Nyepi, Putu menambahkan, kearifan lokal lainnya yang berhubungan dengan alam yakni subak.

Menurut dia, jika dibandingkan dengan nuklir yang berbahaya itu energi yang tidak sustainable. Sedangkan, subak itu air mengalir dari gunung ke laut melalui sungai atau sawah justru sangat sustainable karena bersinergi dengan alam.

"Nah, filosofi-filosofi ini kearifan lokal tentu sudah kita suarakan dan di sini akan kita tunjukkan kepada mereka, bahwa ini sebetulnya bisa memberikan kontribusi atau menjawab tantangan global untuk menghadapi isu climate change yang berhubungan dengan lingkungan," jelas anggota legislatif asal Bali itu.

Menurut Putu, tentu perlu juga digali kearifan lokal dari negara-negara lain atau daerah lain untuk disatukan sebagai solusi menghadapi tantangan global terhadap perubahan iklim. Memang, sebetulnya sudah ada tapi sekarang bagaimana menggerakkan semua pihak agar berkomitmen sama-sama melaksanakannya.

"Bagaimana rakyat, negara atau pemerintah dan parlemen untuk turun langsung berkontribusi mengawal isu perubahan iklim yang menjadi tantangan kedepan. Sekarang isu perubahan iklim memang isu yang nyata dan betul-betul kritis, serta memberikan dampak begitu besar terhadap kehidupan manusia," ujarnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT