ADVERTISEMENT

Singgung Formula E Jakarta, Pendemo Minta KPK Contoh Keseriusan Polri Telusuri Transaksi Kasus Binomo

Jumat, 18 Maret 2022 17:30 WIB

Share
Kelompok massa Satgas Pemburu Koruptor Formula E menggelar aksi unjuk rasa
Kelompok massa Satgas Pemburu Koruptor Formula E menggelar aksi unjuk rasa "Jumat Keramat" di depan Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Maret 2022. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Massa tergabung dalam Kelompok Satgas Pemburu Koruptor Formula E kembali menggelar aksi Jumat Keramat di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), BPK RI dan BPK DKI Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.

Dalam aksinya, mereka meminta KPK dan BPK sebagai pihak bertanggung jawab untuk berkolaborasi mengungkap kasus dugaan korupsi Formula E. Para pendemo juga menilai pengerjaan proyek Formula E seperti amatiran dan terbukti ada pembengkakan anggaran.

"BPK dan KPK harus bertanggung jawab untuk mengungkap kasus korupsi Formula E ini. Mereka harusnya contoh Polisi yang sukses menelusuri ribuan transaksi Binary Option (kasus Binomo). Jangan sampai upaya menelusuri transaksi Commitment Fee Formula E tak ada kabar," tegas koordinator aksi, Ali Ibrahim.

Lebih lanjut, Ali menuturkan bahwa banyak pihak meminta agar pembengkakan anggaran tersebut, KPK dan BPK bisa mengungkapnya selain hasil penyelidikan yang saat ini tengah digarap. KPK harus memberikan kepastian hukum supaya masyarakat tenang, tidak bingung menunggu terlalu lama. 

"Percepat penyelidikan supaya ada titik terang dan laporkan progress report (perkembangan penyelidikan) kepada masyarakat Indonesia. Jangan biarkan uang rakyat dihambur-hamburkan hanya dengan ajang Formula E yang dari awal penuh masalah," terang Ali lagi.

Kata Ali, ajang balap mobil listrik itu berbeda sekali dengan ajang Moto GP Mandalika. Mulai dari perencanaan, hingga pelaksanaannya. Meskipun sama-sama ajang balap Internasional yang berlangsung di Indonesia, namun nampak ada perbedaannya.

"Yang satu (Moto GP) dikerjakan untuk membangkitkan perekonomian di Indonesia dan satu lagi cuma untuk menghabiskan anggaran (bengkak lagi). Mandalika di kontrak 10 tahun, tapi Formula E dibidik dan di kontrak KPK," sebutnya lagi.

Lebih jauh, Ali mengkritisi kinerja penyelenggara, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, katany, dalam pengerjaannya, penyelenggara diduga meminta tambahan anggaran sebesar Rp10 miliar karena dianggap kurang untuk sirkuit Formula E.

"Sangat buruk sekali perencanaannya apalagi dari segi transparansi. Amatiran, memalukan dan menyedihkan. KPK harus seret semua oknum yang ikut terlibat dan kecipratan duit bancakan Formula E," pungkasnya. (*/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT