BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Kasus kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng turut berimbas pada pedagang gorengan, salah satunya Mulyadi (28) yang berdagang di jalan Cut Mutia, Bekasi Timur.
Dikatakan Mulyadi, Untuk mendapat Minyak Goreng, ia membelinya di tempat Agen minyak dan bukan di supermarket.
Hal itu dikarenakan perbedaan harga yang kontras, dan ketersediaan Minyak Goreng.
"Nggak ada yang murah sekarang mah, adanya yang subsidi di minimarket, gak kebagian juga kadang kasihan sama ibu ibu, terus ada pembatasan beli juga biasanya 1 liter," tutur Mulyadi (28), Rabu (16/03/2022).
Ia mengaku bahwa ia membelinya dengan harga Rp37 ribu hingga Rp38 ribu dalam jumlah dua liter.
"Minyak mah ada cuman mahal harganya, Kalau beli harganya sekitar Rp37 Ribu hingga Rp38 ribu," ungkapnya.
Kendati demikian, harga yang ia sebutkan untuk membeli minyak dari jenis kemasan, meski harga minyak curah lebih murah.
"Kalau harga segitu minyak kemasan bermerek, kalau minyak curah sih lebih murah," ungkapnya.
Tak Hanya itu kualitas harga berpengaruh pada warna gorengan yang dikatakannya tidak berkualitas.
Sedangkan harga minyak goreng curah berada antara Rp34 ribu hingga Rp35 ribu.
"Kalau minyak eceran cepet abis, cepet kering, kalau di pake goreng banyak, terus hasil gorenganya juga beda jadi jelek," terangnya.
Dengan kelangkaan minyak goreng dan juga harga yang melonjak tinggi, hal itu berimbas pada pendapatannya.
Terlebih ia harus menambah modal untuk membeli bahan bahan jualannya.
"Ngaruh banget dari segi modal, pendapatan mah ya stabil cuman kan modal jadi bertambah," terangnya.
Kini ia berharap agar pemerintah dapat menormalkan harga bahan minyak goreng, karena penjualan gorengannya turut berpengaruh.
"Ya semoga pemerintah sigap lah biar harga minya bisa kembali turun normal, sekarang harga tahu tempe aja juga ikut naik," tutupnya. (ihsan fahmi)